Hidup itu bukan pilihan tapi dalam kehidupan kita bisa memilih bagaimana menyikapinya. Begitu kata Ustaz Felix di buku How To Master Your Habits. Sederhananya begini, kalau kamu berpikir sekarang banyak masalah lantas ingin lari darinya itu justeru akan menimbulkan masalah lainnya.
Mungkin kamu berpikir, "Lah, nanti besok-besok juga bakal beres ini." Lah iya kalau beres, selesai urusan. Coba saja kalau belum, maka beban tersendiri untuk kamu. Yang benar ialah hadapi masalah itu seperti apa pun ujungnya.
Di sini letak ujiannya untuk kamu bisa bertahan tidak, bisa kuat tidak, bisa tetap menjadi kamu yang punya prinsip kah, atau sebaliknya seperti kerupuk terkena air yang melonghoi. Semua kata, mimpi dan tekadmu yang kamu katakan adalah kata-kata halu yang tak bernilai.
Apa artinya mutiara kalau ia tak dijamah orang di dasar laut? Ia akan menjadi benda hitam penuh daki saja, terpendam dan tak bernilai. Nilai itu terlihat justeru karena mutiara itu dicari orang meski di dasar laut. Ia gagah tersembunyi dengan goyangan samudra tersimpan rapi di sana.
Beribu orang memperebutkannya tapi ia percaya, hanya orang yang mau memperjuangkannya dengan nyawa jadi taruhannya. Ia tak akan meragu menolak karena baginya prinsip adalah pegangan hidup. Ia bukan kerbau yang dicokok hidungnya yang mau disetir siapa saja. Sekali-kali tidak. Ia hanya menunggu yang punya prinsip jelas dan berani, tak peduli bumi berganti warna.
Terdengar utopis sekali. Begitulah harga sebuah prinsip. Betapa dulu Nabi berjanji dengan seseorang di suatu tempat, nabi menunggu berjam-jam sampai berganti hari pula. Di hari kemudian ia baru datang dengan alasan yang terkesan dibuat-buat.
Apa nabi kecewa, pastinya. Namun kecewanya Nabi lebih kepada nilai yang diabaikan orang tersebut. Sebuah prinsip yang diabaikan. Di sini titik urgen-nya. Bukan soal nabi lantas di-php oleh orang ajar itu. Ingat, Nabi bukan seperti kita yang dikit-dikit ngambek, dikit-dikit baper, dikit marah lagi.
Bukan seperti itu, nabi bersih dari sikap yang merusak. Dari peristiwa itu justeru sedang mengajari kita arti sebuah sikap. Berusahalah tegak dengan prinsip seperti apa pun resikonya. (***)
Pandeglang, 14 Oktober 2034Â 22.32
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H