Kalau nabi itu disebut oleh ibunda Aisyah Al-Quran terbuka, sehingga kita melihat akhlaknya. Sepantasnya, pelanjut perjuangannya pun bisa jadi "kitab terbuka" yang bisa di lihat dan diteladani umat. Aneh, dunia dakwah kok jadi ajang memupuk materi. Ke mana-mana menonjolkan kemewahan diri. Ucapannya merasa paling suci. Giliran dikritisi, emosi membenarkan diri!
Kesimpulannya menerima upah karena mengajarkan ilmu agama itu mubah. Membaca kalam ilahi dengan indah lantas dibayar sepantasnya, itu boleh. Alangkah miris, ketika harus jadi ajang memupuk harta dengan pembenaran-pembenaran syar'i. Ingatlah, banyak ummat yang cerdas maka sebarkan kecerdasan itu agar makin banyak yang cerdas. "Ulama fi amplopihim," begitu kata Habib Rizieq. (***)
Pandeglang, 27 September 2024 Â 00.25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H