Terbukti dengan pemberontakan yang dilakukan oleh KH. Zainal Musthofa dari Pesantren Sukamanah. Kader NU itu melakukan perlawanan karena menyaksikan masyarakat kelaparan, di saat yang sama dipaksa untuk menyetor hasil bumi tanpa dibayar sepeser apa pun. Beliau bersama santri pun jamaahnya mengobarkan jihad pada penjajah.
Gerakan ini menyebar pula ke pesantren lain dan kemudian diikuti oleh para putera bangsa yang lain. Hal ini yang membuat penjajah kerepotan sehingga para pejuang tak sedikit dipenjara, di hukum mati dan ada pula yang tak jelas keberadaannya. Entah mati juga hidup. Jasadnya tak diketemukan sampai sekarang.
Selain ngomongin buku yang kami baca, kami juga sempat ngomongin Mas Gong dan Mas Toto yang kabarnya mendapat penghargaan dari lembaga tertentu berkat sepakterjangnya yang sudah 40 tahun masih eksis dan konsisten menelurkan karya. Selayaknya ini menjadi kebanggaan kita masyarakat Banten. Apalagi sekarang Mas Gong  dipercaya sebagai Duta Baca Nasional, dari banyak kandidat se-nusantara beliau terpilih. Masya Allah!
Lebih dari itu, cukup seru juga acara kemrin meski pun diskusinya kurang hangat. Entah tak ada kopi yang menemani. Atau terlalu banyak mata melihat, sedangkan kami menyibukkan dengan aktivitas berpikir. Antara terjaga, terjeda dan netra ke mana-mana melirik. (**)
Pandeglang, 26 agustus 2024 Â 20.49
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H