Malam ini saya lagi bingung mau nulis apa. Mau nulis puisi kah. Mau nulis cerpen kah untuk diikutkan lomba. Menulis opini soal peristiwa terkini. Atau menulis tentang ia di sana, yang bikin rindu.
Hem, masih bingung sih. Masa asal nulis saja. Padahal menuliskan aktivitas literasi, yang kata Kang Abik mah ga boleh asal. Harus punya tujuan; tujuannya jelas, baik dan bernilai ibadah.
Kalau tak bisa, ya diam.Â
Masalahnya itu sih, saya gak bisa diam. Pengen menulis saja, tapi menulis apa. Apa menulis kejadian tadi pas ke Puskesmas terus harus menunggu dua jam lebih sama ponakan, dianya lelah dan saya yang kasihan, tapi masa iya.
Â
Mau menulis tentang itu takutnya kena teguran. Siapalah saya, Ikang Fauzi saja harus ngantri karena berobat pakai BPJS, dan viral! Lah saya mah gak mau begitu, cukup menerima saja.
Menerima saja menunggu dua jam sambil menggerutu di hati, "Sabar, sabar, menunggu. Namanya rakyat kecil, berobat ke Puskesmas pula, ya sadar diri," begitu kata hati.
Ini saya hanya beberapa kilometer di pusat kabupaten kota saya, bagaimana mereka yang berada di pelosok sana. Dengan kondisi lingkungan yang kurang bersahabat, jalan yang masih mengerikan dan tenaga nakes yang terbatas, mungkin menunggu adalah hal biasa.
Cepat-cepat saya sanggah pikiran untuk menulis opini. Janganlah bahas beginian, cari aman saja. Sudah dilayani sudah lebik dari cukup, adapun soal kekurangan nanti itu urusan petinggi di sana. Sekali lagi, cari aman saja.