Babak baru kasus Vina semakin panas setelah polisi menangkap Pegi atau Perong setelah 8 tahun buron. Tidak lama penyidik menetapkan Pegi sebagai aktor utama di balik pembunuhan dara dari Cirebon itu. Tidak hanya itu, polisi tak lama mengatakan dua tersangka yang buron itu fiktif belaka. Singkatnya, Pegi dalangnya.
Di sinilah letak  kehebohanya. Di satu sisi Pegi menolak sebagai pelaku dan kedua Polisi terkesa buru membuat keputusan. Belum lagi tersangkan yang lain ikut mengklaim bukan pelaku sebenarnya. Mereka hanya dipaksa untuk mengaku, tak lebih tak kurang.
Jadilah kasus Vina menjadi bola liar, antara yang pro-kontra. Bagi yang pro, penangkapan Pegi ini bukti pihak kepolisian serius menyelesaikannya. Tak lama setelah Film-nya viral di jagat media. Kita masyarakat diharapksn tetap kondusif. Mendukung upaya cepat dan serius korps Bhayangkara menyelesaikan berkas yang ada.
Sedangkan bagi yang kontra, jelas dari awal pihak kepoliisan kurang jeli memutuskan. Di TKP dikatakan korban kecelakaan setelah ada "pembukaan kasus" lewat keseurupan. Lebih aneh, kenapa kasus diseriusi setelah ada kasus serupun. Terutama setelah 8 tahun tak jua tertangkap pelaku utama.
Saya sendiri melihat kasus ini sebagai ujian bagi pihak kepolisian. Kasus hukum yang telah ada butuh kepastian hukum, maka polisi dalam hal ini selain cepat juga perlu tepat sasaran.
Misalnya kasus internal di tubuh Polri lewat kasus Sambo itu hembusan yang amat berat, hampir saja Polri tertatih bangun. Namun ternyata kembali berdiiri gagah.
Oleh karena itu, di kasus Vina ini pun Polisi bisa mengambil pelajaran. Untuk lebih reatif lagi. {]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H