Mohon tunggu...
Mahyuni Harahap
Mahyuni Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Dosen, Pogram Studi Kimia, Fakultas Sain Teknologi dan Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Asap Cair, Si Hitam dengan Sejuta Manfaat

19 Februari 2024   15:15 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:16 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gas alam, minyak, dan batu bara merupakan sumber energi konvensional yang telah digunakan  selama bertahun-tahun, tetapi ketersediaan akan sumber energi tersebut semakin menipis sehingga perlu diupayakan akan sumber energi baru terbarukan (EBT). Ada beberapa sumber energi renewabel yang dapat digunakan secara berkelanjutan, seperti solar, geotermal, air, angin, dan energi biomassa. Akan tetapi, sumber tersebut di atas tidak memenuhi kriteria dari sisi ekonomis. Sejak pertengahan abad ke-20, bio-oil telah diteliti sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan fosil yang berkelanjutan dan ekonomis.

Bio-oil merupakan cairan campuran organik dari beberapa jenis senyawa termasuk selulosa/hemiselulosa turunan monomer gula, oligomer gula turunan gula seperti pirolitik dan kandungan air yang tinggi. Bio-oil yang diperoleh dari hasil pirolisis biomassa telah diterapkan sebagai sumber bahan bakar yang murah, bersih dan ramah lingkungan. Sekarang ini, aplikasi utama dari bio-oil adalah digunakan secara langsung sebagai bahan bakar grade rendah untuk boiler, bahan bakar grade tinggi untuk mesin mobil setelah upgrading, dan fungsional material karbon. Produksi bio-oil skala besar telah dilakukan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti kilang minyak UPM di Finlandia, Read arrows-Ensyn di Kanada, BTG-BTL/Empryo di Belanda, Klor di USA dan AE Core-Nord Bioenergy/Ensyn di Kanada. Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menetapkan kebijakan Energi Nasional melalui Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan mengerem penggunaan sumber energi fosil. Dalam kebijakan tersebut diterapkan target bauran EBT hingga tahun 2050.

Hal ini mendapatkan perhatian serius dari Program Studi Kimia, Fakultas Sains Teknologi dan Informasi, Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk membantu pemerintah dalam hal mewujudkan pemanfaatan EBT untuk menggantikan sumber energi tak terbarukan. Asap cair biasanya dihasilkan dari produk samping industri seperti pabrik santan kelapa. Namun, limbah cair berupa asap cair dari industri tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah cair ini hanya dibuang di kolam penampungan dan dibiarkan mengalir ke aliran sungai. Walaupun tidak tergolong ke dalam golongan bahan beracun dan berbahaya (B3), dapat mengundang keresahan warga masyarakat yang tinggal di sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi pemanfaatan limbah asap cair tersebut. Dalam kegiatan pengabdian ini, asap cair akan didestilasi untuk mendapatkan bio-oil grade rendah, sedang, dan berat. Langkah ini tentunya akan meningkatkan nilai ekonomi dan menjadi solusi pengolahan limbah asap cair menjadi produk bernilai tinggi.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga didisain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi permasalahan, perencanaan, dan evaluasi pembelajaran untuk menghasilkan sebuah produk melalui pendekatan ilmiah. Bagi mahasiswa yang terlibat akan memberikan dampak positif seperti: (i) pemahaman terkait konsep dasar metode penelitian dan selanjutnya menerapkan metode penelitian dalam kegiatan ilmiah baik dijenjang pendidikan maupun dunia kerja; (ii) penerapan model pembelajaran tepat yang berorientasi untuk menghasilkan sebuah produk inovasi teknologi yang memiliki dampak terhadap peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja; (iii) peningkatan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang pendidikan dan lainnya sehingga mampu menghasilkan metode dan aplikasi dengan nilai guna sebagai penunjang keberhasilan di masa depan. Adapun mata kuliah yang sesuai adalah sebagai berikut: (i) metode penellitian (2 SKS), praktek kerja lapangan (PKL) (2 SKS), dan kimia hijau (2 SKS).

 

Selain itu, kegiatan ini juga didukung oleh mitra yang merupakan kepala desa setempat.Karena keberhasilan dari kegiatan ini sangat berdampak positif bagi mitra diantaranya: (i) menjadi solusi dalam pengolahan limbah asap cair; (ii) memberikan tawaran akan sumber energi alternatif; (iii) memberikan edukasi bagi masyarakat limbah asap cair bisa dimanfaatkan sebagai bio-oil, dan (iv) meningkatkan nilai tambah limbah asap cair menjadi produk yang bernilai. Manfaat bagi perguruan tinggi diantaranya: (i) meningkatkan penelitian para dosen yang dapat dipublikasikan dan diaplikasikan oleh masyarakat luas; dan (ii) berperan aktif dalam membantu pemerintah sebagai titik tengah konflik antara masyarakat dan pihak industri pabrik santan kelapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun