Dari keluarga yg paling miskin dikampung gadis itu berasal, anak pertama dari 5 bersaudara dari ibu muda / Istri ke dua dari sang ayah. Dengan kondisi ekonomi keluarga yg sangat memprihatinkan gadis itu dipaksa oleh keadaan untuk turut berjuang demi menyambung hidup. Masa kecilnya dihabiskan untuk menjaga kelima adiknya dan membantu kedua orang tuanya mencari nafkah di sela-sela dia bersekolah. Pagi berangkat sekolah sambil membawa makanan buatan ibunya untuk dititipkan di warung2 dan kantin sekolah, pulang sekolah membantu pekerjaan ibu dirumah dan menjaga adik-adiknya, Hingga pada suatu kondisi untuk bisa makan saja keluarga ini harus menggadaikan barang2 yg dimilikinya ke tetangga, Gadis ini berjuang untuk membantu menopang ekonomi keluarganya dengan bekerja mencari rumput untuk di jual ke tetangga yg punya ternak. Tanpa ada rasa malu dia bersama salah satu adiknya menyusuri pematang sawah untuk mengumpulkan rumput sebanyak2nya. Setiap sore dan libur sekolah pekerjaan ini dilakoninya. Kehidupan dikeluarga ini dipenuhi oleh kucuran airmata, tapi tetap saja diselingi dgn kejadian2 yg lucu dan menggelikan. Inilah salah satunya : "Suatu hari bertepatan dengan hari Kartini 21 April, gadis itu pergi kesekolah dengan berpakaian adat jawa dgn sanggul di kepalanya, berjalan perlahan-lahan menyusuri pematang sawah menuju sekolah, gadis itu terlihat senang dgn pakaiannya, tapi kemudian dia dikejutkan dengan kedatangan teman laki2nya yg usil mengejar dari belakang sambil berteriak-teriak,sigadis itu berlari-lari dgn kain jarik yg membalut tubuhnya mencoba untuk menjauh dari kejaran temannya,saking kencangnya berlari sanggul dikepalanyapun lepas dan jatuh di sawah yg penuh dgn air. Si gadispun menangis sambil merasa ketakutan kalo nanti dimarahi sang guru,sementara temen yg mengejarnya tadi malah tertawa terbahak-bahak".  Suatu sore, sang ayah mengumpulkan keluarganya, dan mengatakan kalo sudah tidak sanggup lagi menghidupi keluarga karena hutang yg sudah menggunung, Sang ayah memberikan pilihan kepada istri dan anak-anaknya : 1. Satu2nya rumah yg ditinggali saat ini dijual dan bertransmigrasi 2. Ayah dan ibu dgn anak yg paling kecil pergi ke Jakarta untuk mencari nafkah, sementara ke-4 anak yg lain ikut dgn saudara sang ayah, membantu dikeluarga mereka demi menyambung hidup dan kelangsungan pendidikan. Opsi yg pertama hanya sang ayah yang setuju sedangnya sedangkan sang istri dan anak2 memilih opsi yang kedua. Akhirnya Kedua orangtua gadis itu berangkat ke Jakarta bersama anak terkecil untuk mengadu nasib disana, sedangkan anak-anak yg lainnya berpencar untuk membantu di saudara2 dari sang ayah bertarung melawan kerasnya kehidupan dan derasnya arus negatif pergaulan bebas, tumbuh menjadi remaja tanpa perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Sigadis itu sebagai anak pertama ikut saudara di Sragen,yg kedua ikut saudara di Solo, yang ketiga dan keempat ikut saudara di Sukoharjo.
Gadis itu tinggal di sebuah Asrama bersama suami istri dan anak2 saudara sang ayah untuk melanjutkan pendidikannya di SMP. Melakukan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan hariannya, disamping berjualan es disaat berangkat ke sekolah. Sengitnya kehidupan yg ia lalui sebagai seorang gadis mejadikan dia menjadi pribadi yang mandiri dan bermental kuat. Beberapa godaan dari lelaki hidung belang sering ia dapatkan, sampe akhirnya ketika perbuatannya sudah melampaui batas/asusila, dia melaporkan kejadian itu melaui surat kepada kedua orangtuanya yang di Jakarta, ternyata kondisi orangtuanya yg di Jakartapun tak jauh beda. Ketika berangkat ke Jakarta menaiki kereta api, barang2 bekal yg dibawapun hilang ditengah desak-desakanya penumpang yg pada mau balik ke Jakarta. Sesampe di Jakartapun tak seperti yg diimpikan selama ini, Sang ayah berjualan es cendol keliling yg pemasukannyapun tak menentu. Kejadian-kejadian dramatispun terjadi, dari mulai sang ibuk yg disukai orang lain sampe dengan anak yang mau dibeli. Si gadis itupun menjadi sedih dan terharu mendengar berita dari kedua orangtuanya.
Setelah Lulus SMP, Gadis itu kembali ke kampung halaman karena dia mendapat informasi kalo orang tuanya kembali ke kampung lantaran ndak betah mengadu nasib di Jakarta. Untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA, Dia mencoba mencari sekolahan gratis.Akhirnya ada salah satu sekolah swasta yang menerimanya tanpa beaya karena disamping kepandaian yang dia miliki, keadaan keluarganya termasuk dalam kondisi tidak mampu. Sekolah sambil bekerja kembali dia jalani demi membantu kebutuhan ekonomi keluarga.Sampe akhirnya Dia lulus melalui ujian persamaan salah satu SMA Negeri favourite di Solo.
Setelah Lulus SMA, Si Gadis mencari pekerjaan di daerah sekitar dan akhirnya di terima di salah satu pabrik dengan di Sukoharjo dengan gaji yg sangat minim, Dengan bermodalkan kejujuran, kedisiplinan dan loyalitas, Gadis ini mencuri perhatian sang Boss pemilik pabrik itu. Setelah Dia bekerja, akhirnya Dia menjadi tulang punggung keluarga, mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan menyekolahkan adik2nya.Seiring berjalannya waktu posisinya terus melejit di pabrik itu dan membuat banyak rekan kerjanya yg iri dan tidak menyukainya. Banyak cara dilakukan oleh beberapa rekan kerjanya agar si Gadis itu "terjuangkal" keluar dari pabrik, sampe2 Gadis itu pernah suatu waktu harus berhadapan dgn pihak kepolisian dan pengadilan berkaitan dgn hilangnya uang Pabrik. Tapi ALLAH senantiasa menemani hamba2nya yg jujur, meja hijaupun dia lewati dengan kemenangan hingga akhirnya rekannyalah yg harus mendekam di penjara berkaitan dgn hilangnya uang pabrik.
Suatu hari ALLAH membukakan pintu hidayahnya kepada Si gadis, Dia berusaha dgn penuh keyakinannya untuk menutup aurat sebagai bentuk perintah ALLAH, sementara di satu sisi Pabrik ini melarang karyawannya untuk berhijab.Awal mulanya Dia mencoba memakai hijab hanya dari rumah sampe parkiran pabrik saja, ketika masuk kantor pabrik dia lepas hijabnya karena takut dimarahin Bossnya. Si Gadis melakukan ini hampir setiap mau masuk kantor. Rupanya ALLAH ingin menguji loyalitas hamba-NYA ini, apakah dia bersungguh2 dgn keyakinanya atau cuman setengah-tengah atau tidak. Di tengah hujan lebat ketika Si Gadis pulang dari kerja, ALLAH menurunkan petir yg dasyat menggelegar....Si Gadispun terkejut dan menyadari akan peringatan ALLAH ini, dengan air mata yg mengalir di pipinya ditengah derasnya hujan yg mengguyur, Si gadispun melanjutkan perjalan pulang dgn tekad didadanya bahwa mulai besuk dia akan berhijab sampe di dalam kantor apapun resikonya. Keesokan harinya keadaanpun menjadi menegangkan, sesampai di parkiran kantor, Si Gadis inipun tetap tidak melepas hijabnya sampe ke dalam kantor, banyak rekan kerjanya yg melongok keheranan. Diapun menghadap si Boss, dan benarlah apa yg dia perkirakan selama ini, si Boss pun marah besar pada Si Gadis, Diapun mendengarkan cacian dan makian Si Boss yg lagi marah dgn berurai air mata, dan ketika diberi dua pilihan oleh si Boss utk melepas hijab atau di pecat dari pabrik, Si Gadispun tetap bertahan dengan keyakinannya, walaupun disatu sisi Dia cukup sedih karena Dia menjadi tulang punggung keluarganya, gimana nasib orang tuanya nanti, adik2nya yg masih sekolah.....Gadis itu, yang tetap tegar dengan keyakinanya apapun resikonya, karena rizki ALLAH itu akan datang dari segala arah... adalah....Yayuk.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H