Mohon tunggu...
Mahyuddin K. M. Nasution
Mahyuddin K. M. Nasution Mohon Tunggu... Dosen USU -

Mahyuddin (K. M. Nasution) dilahirkan di desa Teluk Pulai Dalam, Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Bekerja sebagai Dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, bidang: Matematika, Komputer dan Teknologi Informasi. Pendidikan: Drs. Matematika (USU Medan, 1992); MIT, Komputer dan Teknologi Informasi (UKM Malaysia, 2003); Ph.D bidang Sains Informasi (UKM Malaysia).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Secangkir Kopi: Latar Belakang Penelitian

10 November 2013   01:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Umumnya, pembicaraan pada warung kopi dimulai dengan sapaan atau pertanyaan tentang kabar, lalu basa-basi berkaitan dengan hal-hal keluarga, dan kemudian pembicaraan segala hal yang mungkin muncul dalam perdebatan akan diramaikan dengan gelak-tawa atau pertengkaran, kadangkala menjadi konflik antara individu yang tidak berkesudahan. Ini adalah latar belakang pembicaraan dalam warung kopi, atau menjadi latar belakang konflik antara individu sosial. Suatu latar belakang karena tidak ada fondasi ilmiah yang kuat yang menjadi landasan suatu pembicaraan.

Dalam penelitian, latar belakang menjadi pengantar kepada rumusan masalah. Latar belakang adalah uraian ringkas berkaitan dengan judul penelitian secara konsepsi, yang didukung oleh apa yang telah diketahui oleh peneliti atau pembicara. Dengan demikian, semua konsep yang mengantar kepada rumusan masalah adalah bersifat argumentatif, yang menguraikan sebab-akibat munculnya masalah penelitian, dan harus didukung oleh landasan ilmiah (referensi).

Secara klasik koran (surat kabar) atau selebaran adalah media sosial yang menjadi bahan referensi bagi banyak anggota masyarakat, kemudian radio dan telivisi menjadi pengisi utama otak, hati dan pemikiran banyak manusia di zaman modern. Setelah Web diciptakan dan dikembangkan, Web menjadi media interaksi sosial yang tiada tandingannya sampai saat ini, dan kemudian menjadi bahan pertimbangan banyak orang untuk membuat sesuatu aktivitas. Oleh sebab, Web adalah media interaksi, yang memungkinkan setiap orang menerbitkan informasi dengan hampir tanpa biaya dan cepat, menyebabkan informasi yang dikandung oleh Web berisi banyak informasi yang tidak dapat dipercaya dan perlu pengukuran dan analisis dengan lebih teliti, terutama informasi yang diterbitkan dalam blog. Dalam dunia modern, informasi dalam Web banyak mempengaruhi milliu masyarakat perkotaan, tetapi pada sebagian masyarakat pedesaan tidak demikian.

Kadangkala, pembicaraan di warung kopi disebabkan oleh satu pemberitaan pada radio, koran atau televisi, yang kemudian dibahas secara beramai-ramai tanpa fondasi analisis yang kuat, pemikiran-pemikiran bertumpu kepada pengalaman yang dirasakan secara sosial, kadangkala dibentengi oleh kemiskinan yang menaungi sosial. Lagi pula, warung kopi kebanyakan dihiasi oleh koran lokal yang tendensius terhadap kriminal dan penyakit sosial lainnya, tetapi tidak diimbangi oleh berita yang bersifat menambah wawasan dan kedewasaan sosial. Dengan demikian tidak menasihati secara individu tentang perilaku sosial yang buruk, yang cenderung vandalis atau destruktif, atau tidak menambah pengetahuan positif yang seharusnya dimiliki oleh anggota sosial masyarakat, di mana komunitas tumbuh dan berkembang.

Referensi yang baik adalah tulang punggung dalam satu penelitian, dari mana apa yang perlu diketahui diperoleh. Media sosial bersifat negatif tidak saja akan menularkan penyakit sosial (pengetahuan negatif), tetapi juga tidak dapat dijadikan rujukan ilmiah, dan akan menyebabkan turunnya daya dan kemampuan ilmiah secara sosial.

Latar belakang sosial seperti ini yang mempengaruhi budaya penelitian di Indonesia, yang begitu mandek, dan dibuktikan dengan sedikitnya kertas kerja yang dihasilkan dan diterbitkan setiap tahun. Latar belakang kemampuan ilmiah sosial yang tidak mendukung penelitian dalam berbagai hal dilakukan secara luas. Walaupun begitu banyak perguruan tinggi berdiri apakah itu negeri ataupun swasta, daya juang ilmiah begitu sedikit. Sering didapatkan banyak praktek plagiat dilakukan, terutama dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Dalam berbagai tingkat pendidikan di perguruan tinggi diharuskan untuk mempertahankan satu karya ilmiah agar tahap pendidikan itu dianggap selesai, akan tetapi seperti secangkir kopi (http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/secangkir-kopi-penelitian-607495.html) yang dihirup dikedai kopi, banyak diantara karya ilmiah itu tanpa makna bagi dunia ilmiah apalagi masyarakat, disebabkan tidak didukung oleh referensi yang kuat. Karya ilmiah itu (apakah itu skripsi, tesis, atau disertasi) banyak tidak pernah dipertahankan secara bagian demi bagian dalam pertemuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang sesuai dan bergengsi.

Tujuan utama satu karya ilmiah disajikan dalam pertemuan ilmiah di tingkat nasional atau internasional adalah untuk melakukan klaim apakah ide, konsep, atau gagasan itu orisinil bukan tiruan dari karya ilmiah lain. Jadi, untuk menentukan karya ilmiah dipandang bukan plagiat apabila gagasan yang dituangkan dalam latar belakang penelitian adalah suatu ide, konsep atau gagasan yang orisinil. Tanpa itu semua, sebarang karya ilmiah seperti skripsi, tesis, ataupun disertasi tidak dapat dipandang tidak terhindar dari plagiat, oleh karena itu keserjanaan tidak layak untuk disandang. Salah satu sebab bebasnya satu karya ilmiah yang disajikan di pertemuan ilmiah setingkat nasional atau internasional dari isu plagiat adalah karena karya ilmiah yang diwakili kertas kerja (paper) itu telah diulas oleh para pakar di bidangnya. Itu yang menjadi latar belakang perlu bagi setiap peneliti untuk menyampaikan gagasannya terutama proposal penelitian pada pertemuan ilmiah.

Mahyuddin K. M. Nasution

http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/10/secangkir-kopi-topik-dan-judul-penelitian-609272.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun