Mohon tunggu...
Natalia Mahudin
Natalia Mahudin Mohon Tunggu... Penulis & Analis Kebijakan

2016, Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Pattimura, 2020 Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti. Analis APBN Badan Keahlian DPR RI 2017-2021, Tenaga Ahli DPR RI 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resolusi Konflik dalam Dunia Profesional: Kuliah Future Skills Batch 10 Perempuan Progresif Indonesia Timur

22 Oktober 2024   16:54 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan berorganisasi maupun dalam dunia pekerjaan, kita tidak dapat di lepas pisahkan dari perselisihan atau konflik. Konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku antar individu maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan tersebut bisa memuncak menjadi sebuah konflik sosial ketika sistem sosial masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Ungakp Dr. Revency Vania Rugeberg,S.H.,.M.H dalam pengantar perkuliahan Future Skills Batch 10 bersama Preposisi. 

Tema Future Skills Batch 10  Leadership and Social Skill To Boost Your Career, menjadi relefan dengan materi di hari ini yaitu Resolusi Konflik Dalam Dunia Profesional. Dalam membangun karier kita diperhadapkan dengan banyak tantangan, dinamika dan persoalan sehingga dibutuhkan tahapan dan strategi-strategi khusus untuk dapat mereduce konflik yang terjadi. Dalam penjelsanan Dr. Vency bahwa pada tahapan manajemen konflik dibutuhkannya pencegahan konflik, penyelesaian konflik, pengelolaan konflik, resolusi konflik dan transformasi konflik. Kemudian ada 5 (lima) strategi yang dapat digunakan yaitu strategi penghindaran (tutrle style), Akomodasi (deer style), Kompetisi (shark style), Kompromi (fox style) dan Kolaborasi (owl style). 

Selain strategi di atas komunikasi yang asertif merupakan salah satu strategi untuk mereduce konflik yang terjadi, serta dibutuhkannya mediator untuk menjadi penengah dalam penyelesaian konflik. Dengan resolusi konflik yang tepat kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. 

Dalam perkuliahan ini, antusiasme para peserta cukup besar. Terlihat dari 42 peserta yang hadir dari berbagai universitas di Indonesia. Diharapkan kelas kali ini memberikan impact secara langsung bagi para peserta untuk dapat mengelola dan menyelesaikan konflik dengan tahapan dan startegi yang telah dipelajari bersama.

Preposisi 2024
Preposisi 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun