Mohon tunggu...
M. Mahrus Afif
M. Mahrus Afif Mohon Tunggu... -

Sekali hidup, Selamanya berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Idola III - Hypnoteaching Metode

10 Juni 2015   01:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimana kabar anda calon guru idola? Sudahkah anda mulai mempraktekkan beberapa jurus melakukan hypnoteaching yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya? Yaa, terus berlatih dan sama-sama mulai upgrade kemampuan kita untuk menjadi panutan yang lebih baik. Setelah kita ketahui langkah awal melakukan hypnoteaching adalah melakukan niat, passing, dan leading (penjelasan bisa anda baca di artikel sebelumnya), pada bagian ketiga ini saya akan mengupas mengenai next langkah yang harus dikuasai dalam metode hypnoteaching. Berikut langkah-langkah itu:

1.    Penggunaan kata-kata positif

Seorang guru, pengajar, atau pendidik seharusnya mempunyai kebiasaan dalam berkata positif. Tentunya kebiasaan ini hanya bisa berjalan apabila setiap guru melatihnya setiap hari. Setiap kata-kata yang sekiranya negatif sebaiknya dibuang jauh-jauh dari pikiran anda. Beberapa contoh kata-kata yang seharusnya mulai sedikit demi sedikit dirubah oleh seorang guru seperti:

          Kalian JANGAN BERISIK!

          Awas, kamu JANGAN NAKAL ya habibi!!

          Tingkahmu seperti ANAK BERANDALAN saja!

Beberapa kata-kata tersebut bisa sedikit anda modifikasi menjadi kata yang lebih baik, enak didengar dan memiliki dampak yang lebih positif dari pada kata yang sebelumnya. Anda bisa merubahnya seperti:

          Anak-anak, mohon PELANKAN SUARA kalian.

          Habibi, jadi anak yang LEBIH BAIK ya.

          Tingkah kamu seperti anak KURANG BAIK SAJA, ayo dirubah Nak.

Dengan anda menghilangkan beberapa kaliamat negatif tersebut, secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas diri anda dan siswa anda. Hal tersebut disebabkan kerap seorang guru memberikan “label” kepada siswa-siswanya secara langsung maupun tidak langsung. Label-label itulah yang nantinya tertanam dalam diri siswa didik anda. Untuk itu, mulai sekarang labeli segala sesuatu dengan label-label yang positif walaupun itu perkara yang kecil, namun berdampak yang besar bagi anak didik anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun