Mohon tunggu...
puji astuti
puji astuti Mohon Tunggu... -

Bermula dari ketidaksengajaan, berakhir sebagai perangkai kata untuk menyambung hidup, bermimpi untuk melahirkan bundelan buku yang bisa menginspirasi orang lain. Saya cuma penulis jalanan, masih miskin kata dan pengertian, berharap bisa berbagi dan belajar dengan siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dana Aspirasi Haram Karena Mengandung Babi

14 Juni 2010   10:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:33 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sore ini sambil menyelesaikan pekerjaan, menyimak penuturan Metro TV tentang dana aspirasi DPR yang dibandingkan dengan politik gentong babi di awal-awal bangkitnya  Amerika membentuk jadi sebuah negara. Jika hal ini benar, maka sudahlah mari buat fatwa saja. DANA ASPIRASI HARAM KARENA MENGANDUNG BABI!!

Rasanya pengen ketawa sambil menangis, karena hal ini benar dan nyata. Jika DPR tetap ngotot minta dana aspirasi ini dan menolak teriakan masyarakat yang menentangnya, lalu aspirasi siapa yang coba mereka wujudkan.

Jika hal ini terus dijalankan, apakah kita akan berdiam diri?

Kita ini rakyat, bukan budak yang bisa di bungkam dengan janji-janji manis.

Kita ini masih punya mata, lalu kenapa mau saja di buat buta dengan kamuflase seperti ini.

Kita ini belum tuli, lalu mengapa tidak mau mendengar jeritan nurani sendiri!

Sekalipun ini terdengar konyol, tapi bisa jadi ini yang harus kita lakukan. Mari haramkan DANA ASPIRASI, karena mengandung babi!

Dana Aspirasi memicu korupsi, kolusi dan nepotisme, bukankah hal ini akan menggemukkan wakil rakyat sehingga serupa b*** (maaf yang ini disensor, menghindari hal2 yang tidak diinginkan).

Klo dana aspirasi ini terwujud, dana terkonsentrasi di pulau Jawa. Dana ini hanya membuat partai-partai besar makin gemuk seperti b*** (disensor lagi..he..he..he.)

Nah, buat mereka yang tidak ingin menjadi serupa babi-babi itu, yang gemuk, merah, berlemak, dan yumy dumy tersebut, bersuaralah. Haramkanlah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun