Mohon tunggu...
Mahnaz Rafi Ramadhan
Mahnaz Rafi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Jakarta

A third-year student at UPN Veteran Jakarta, majoring in Communication Studies. Mahnaz is interested in public relations, creative content, broadcast, and journalism. She recently just finished her internship at PT Net Mediatama Televisi as TV Production Crew, which includes Floor Director, Production Assistant, Creative, and Unit Production Manager. Besides that, she also has experience in journalism in her campus organization, Five TV, as a reporter and research content.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengobatan Terbaik dengan Sel Punca, Namun Menimbulkan Kontroversi

4 April 2023   12:00 Diperbarui: 4 April 2023   12:01 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di zaman yang teknologinya semakin maju, alat-alat penelitian dan medis pun otomatis juga semakin canggih hingga muncullah pengobatan-pengobatan baru. Salah satu pengobatan yang menjadi alternatif sekarang ini adalah terapi sel punca. Stem cell atau sel punca sendiri merupakan sel khusus pada manusia yang dapat berkembang menjadi beberapa jenis sel yang berbeda. Mulai dari sel otot hingga sel otak. Dalam beberapa kasus, mereka juga dapat memperbaiki jaringan yang rusak. Para peneliti percaya bahwa terapi berbasis sel punca suatu hari nanti dapat digunakan untuk mengobati penyakit serius.

Sel punca dibagi menjadi dua macam, yaitu sel punca embrionik dan sel punca dewasa. Penelitian sel punca embrionik menggunakan embrio yang tidak terpakai, hasil dari prosedur bayi tabung. Sel induk embrionik ini bersifat pluripoten atau dapat berubah menjadi lebih dari satu jenis sel. Sedangkan sel punca dewasa, dibagi lagi menjadi dua jenis. Satu jenis berasal dari jaringan yang berkembang sempurna seperti otak, kulit, dan sumsum tulang. Dan yang kedua adalah sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi. Ini adalah sel punca dewasa yang telah diubah di laboratorium menjadi lebih mirip sel punca embrionik.

Sel induk ini dikatakan sangat menjanjikan untuk membantu kita memahami dan mengobati berbagai macam penyakit. Potensi mereka terbukti karena pernah mengobati anak penderita leukemia, penyakit tulang, kulit, dan permukaan mata. Sayangnya, terkadang pengobatan ini dibesar-besarkan oleh media atau pihak lain yang tidak sepenuhnya memahami sains, sehingga tersebarlah informasi - informasi yang tidak sesuai.

Disamping kemungkinan yang dipercaya oleh para peneliti, terapi sel punca ini menimbulkan kontroversi, terutama pada embryonic stem cell research. Dari sekian banyak perdebatan, di bawah ini merupakan yang paling sering dibicarakan:

  • Persoalan etika dan moral : Penelitian menggunakan embrio manusia ini dianggap tidak etis karena embrio adalah “manusia” yang memiliki hak hidup, namun dengan melakukan penelitian ini, sama saja seperti pembunuhan.

  • Perkara hukum : Karena penelitian ini memunculkan banyak perdebatan dari berbagai pihak, penelitian ini harus diatur secara ketat. Di Amerika misalnya, penelitian ini legal dilakukan, namun terdapat batasan dalam penggunaan dan pendanaannya.

  • Kepercayaan agama : Sejumlah agama menolak penelitian ini karena menurut kepercayaannya, hidup manusia itu suci dan embrio dilarang digunakan untuk kepentingan ilmiah karena merupakan pelanggaran terhadap kehendak tuhan.

  • Keterbatasan ilmiah : Sel induk embrio mempunyai kemampuan berkembang menjadi berbagai jenis sel. Namun, sejumlah peneliti berpandangan ada batasan hasil capaian dari  sel ini. Sebagai contoh, terdapat efek samping saat ditransplantasikan ke pasien.

Pada tahun 2009, National Institutes of Health (NIH) menerbitkan Pedoman yang berjudul “National Institutes of Health Guidelines for Human Stem Cell Research”. Pedoman ini berisi bagaimana sel punca dapat dimanfaatkan dalam penelitian dan memberikan penjelasan bahwa sel punca embrionik hanya dapat digunakan asalkan embrio tidak lagi diperlukan.

Kesimpulannya, embryonic stem cell research  ini banyak mendapat pertentangan dari berbagai pihak, walau memiliki manfaat yang besar. Dan setiap negara memiliki aturannya masing-masing dalam melakukan riset ini. Sampai saat ini, para peneliti terus mengeksplorasi jalan baru menggunakan sel punca dalam pengobatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun