Mohon tunggu...
Mahmud Mushoffa
Mahmud Mushoffa Mohon Tunggu... -

Hidup untuk Belajar, Belajar untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Didik Anak bukan Dekte Anak

1 Februari 2015   18:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bukan perkara yang mudah dalam mendidik anak. Dibutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang berkarakter dan mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, kecerdasan emosional yang stabil, dan kecerdasan religi yang kokoh. Selain itu, pemberian asupan gizi yang bagus pada usia-usia di mana seorang anak mengalami fase pertumbuhan otak yang maksimal menjadi komponen terpenting dalam mempersiapkan anak untuk masa depannya. Begitulah sepercik butir kehidupan dari perkuliahan Belajar dan Pembelajaran (15/10/2014).

Dalam konteks persiapan pembentukan karakter untuk anak dapat diibaratkan dengan sebuah pernyataan bahwa tidak semua bunga itu mekar pada setiap musim, adakalanya hanya musim tertentu. Begitu juga dengan karakter dan kepribadian seorang anak, tidak bisa dipaksakan untuk muncul pada saat yang belum tepat. Suatu hal yang selayaknya dilakukan seseorang sebagai orang tua yaitu mendampingi anak-anak menuju kedewasaan yang sempurna. Sampai sekarang ini, tidak semua orang memberlakukan anak seperti itu, sehingga pada usia tertentu anak itu akan mengalami kelainan karakter atau kepribadian.

Rentang waktu yang  baik untuk menanamkan pendidikan karakter dan kepribadian yang baik adalah saat anak berusia 0 sampai 7  tahun. Usia 0 sampai 7 tahun adalah masa di mana anak berkembang secara fisik. Perkembangan fisik secara sempurna terutama pada perkembangan otak dangatlah penting. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola pikir anak setelah usia 7 tahun. Karena pada saat usia 7 tahun ke atas, pertumbuhan otak anak sudah berhenti dan tidak akan bisa tumbuh lagi. Maka dari itu, pada rentang usia tersebut seharusnya orang tua memberikan asupan gizi yang cukup, penanaman prinsip hidup yang baik, pembiasaan terhadap kelakuan yang baik(ucapan, perbuatan), penanaman keagamaan yang kuat.

Lalu bagaimanakah langkah yang tepat bagi orang tua untuk membentuk anaknya sendiri sesuai dengan apa yang ia inginkan, baik dari segi karakter maupun intelektual dalam berbagai sudut? Pertama, mulai saat ini juga, orang tua harus mengubah perspektif bahwa sekolah atau lembaga sejenis lainnya bukanlah satu-satunya wadah untuk membentuk karakter dan kepribadian seorang anak. Karakter dan kepribadian seorang anak sangatlah bagus dikembangkan atau disalurkan sendiri dari orang tua kandungnya dalam kehidupan keluarga terutama pada saat anak berusia 0 sampai 7 tahun. Kedua, mendidik anak pada saat usia 0 sampai 7 tahun tidak boleh disamakan dengan mendidikan anak yang sudah remaja atau dewasa. Saat usia anak masih dibawah 7 tahun, didiklah dengan menggunakan metode inquiri yang mana metode ini bukan menggurui anak atau mendekte anak, melainkan mengajak anak itu untuk menemukan sebuah pembelajaran yang sangat berharga dari kesalahan yang dilakukan atau menggunakan metode tranformatif yang mana pendidikan itu tidak hanya untuk memberi info saja, melainkan dapat berpengaruh pada keseharian yang pada akhirnya akan membentuk kepribadian anak itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun