Siang itu selepas salat zuhur di Masjid aku pulang ke rumah, kemudian makan siang lalu siap-siap berangkat jaga toko. Jarak ke toko tak sampai satu kilo, jalan kaki sebenarnya bisa. Hanya kadang Aku malas saja pas pulang ke rumah malamnya mesti jalan kaki. Apa lagi ketika hujan, bikin mager.
Setiap buka toko pasti muncul kucing kampung berwarna koneng kecokelatan, badannya agak cacat. Sebenarnya aku suka sama kucing, tak pernah jijik. Dulu pernah pelihara kucing persia dari kecil, karena dekat denganku ia manut dan nurut setiap aku panggil namanya. Namanya Selon. Sejak si Selon jalan-jalan di lingkungan rumah, aku sebenarnya khawatir takut di ambil orang.
Suatu ketika jam 9 malam biasanya Selon pulang ke rumah, tidur di teras rumah. Ketakutanku kehilangan Selon tak terjadi, namun beberapa hari kemudian tak ku temukan Selon di teras rumah. Sehari, dua hari bahkan hingga seminggu tak balik-balik ke rumah. Aku pun pasrah, mungkin di ambil orang karena suka akan bulunya yang bagus.
Kucing kampung koneng ini penghuni area sekitar, mainnya tak jauh. Ada kejadian yang membuat aku sedikit kesal walau ini kesalahan aku juga sih. Ketika malam saat ku tutup toko aku tak memperhatikan si kucing koneng ternyata ada di dalam toko. Hari itu kejadian hari minggu, sedangkan Senin aku tak buka toko sebab libur. Esoknya hari Selasa, saat buka toko aku mencium bau tak sedap. Ingin muntah rasanya, baunya tak asing buat penciumanku. Bau kencing dan kotoran kucing. Bener saja, ketika aku periksa ada di pojok atas karung. Hari itu ada PR buatku, segera ku bersihkan hingga bersih dan diberi pewangi. Sejak itu aku wanti-wanti saat tutup toko, khawatir si kucing koneng masuk lagi ke toko.
Hari ini, ada pelanggan di toko ku membeli barang. Transaksi selesai ia menuju motornya yang di parkir depan toko. Tiba-tiba ia balik lagi ke toko.
"Mas, boleh minta kantong plastik lagi gak??" tanyanya pada ku.
"Oh.. boleh" jawabku sambil ku ambil kantong plastiknya.
Ku perhatikan pelanggan itu, di bawah motornya ada si koneng sedang makan sesuatu. Pelanggan tersebut memasukkan sesuatu ke plastik yang ku beri. Ternyata makanan kucing yang ia beli tumpah ke tanah, entah karena sobek atau terjatuh. Makanan kucing itu berhamburan ke tanah.
Setelah di masukkan makanan kucing ke  kantong plastik lalu di letakkan di bawah jok motornya. Si koneng masih saja melahap makanan kucing yang berserakan di tanah. Memang rezeki si koneng, pikirku.
Tiga hari aku tak melihat si koneng, kemana dia, tanyaku dalam hati. Biasanya ia mundar mandir di depan toko ku. Kadang ke toko sebelah yang menjual makanan. Anehnya sekarang si koneng tak kelihatan. Â
Ada pelangganku yang membeli ke toko, ia bercerita tentang si koneng.