Ku buka lemari dan ku cari bendera setahun lalu ku simpan. Masih bersih dan rapi, hanya itu yang aku punya. Tak terasa 77 tahun sudah usiamu. Ku pasang dengan bambu yang sama, ikatanpun tak beda persis setahun yang lalu. Tak lebih waktu cukup lima menit berkibar sudah.
Sejarah mencatat, jahitan pertama bendera berkibar di hari proklamasi kemerdekaan. Lambang keberanian dan kesucian disambut pelosok negri yang ingin merdeka.
Merdeka lebih dari sekedar bebas, namun mampu menentukan sendiri nasib bangsa ini. Belenggu penjajahan yang terlalu lama, membekas dalam mental rakyat hingga kini.
Terkadang aku merasakan, perjuangan para pahlawan begitu kuat untuk merdeka. Jangan sampai cita-cita mereka yang teramat besar tersia-siakan untuk bangsa ini.
Tugas kita sekarang mengisi kemerdekaan ini. Dengan potensi yang ada di pundak generasi muda, belajar membangun bangsa. Mencerdaskan kehidupan rakyat agar tak ada lagi mental penindas dan penjajah.
Kadang masih saja sisa-sisa itu terasa. Membuat pilu rasa keadilan, berbuat bebas tanpa rasa bijak. Ada yang benar- benar berjuang namun ada juga yang mencari kesempatan.
Memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri, melanggengkan kekuasaan, menodai rasa keadilan, manipulasi disana sini, diskriminasi tak henti.
Ini harus kita hentikan, jangan dibiarkan. Jangan pula kita cari aman, diam membisu tanpa pembelaan.
Tak perlu jauh ke depan dan dari parlemen. Cukup kita perbaiki di lingkungan sekitar. Berawal dari keluarga yang sadar, kemudian warga di sekitar. Pelan tapi pasti, dan jangan pernah berhenti. Kita semua mesti menyadari, memperbaiki sejak dini.
Kita mulai sekarang, sedikit-sedikit secara sadar. Mewarnai lingkungan dengan semangat cita para pahlawan.