Malam itu aku sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Ada even milad salah satu partai besar di Istora Senayan Jakarta. Esok pagi, selepas subuh, aku akan berangkat bersama teman-teman tim senam dari wilayahku naik bus sewaan  yang cukup untuk 20 orang. Salah satu agenda even esok adalah Senam Nusantara di area Istora Senayan.
Hujan sejak semalam tak juga reda. Suara rintiknya masih terdengar di genting rumahku. Itu semua tak menyurutkan niat dan rencana yang telah  tersusun. Perbekalan yang cukup dan pakaian senam sudah kukenakan. Sepatuku berwarna oranye hadiah ulang tahun dari seorang teman juga sudah membungkus kakiku. Segera motor kutuntun keluar menuju halaman. Jas hujan hijau muda telah basah oleh air hujan. Di tengah hujan rintik-rintik dan suasana jalan yang masih agak gelap, aku pacu motor menuju tempat bus menunggu.
IGD rumah sakit pagi itu ramai. Seorang wanita muda pingsan tak berdaya. Seluruh tubuhnya penuh luka. Sementara di ruang dokter jaga, tampak pria tua sedang mendapat penjelasan dari dokter yang bertugas. Pria tua itu mengucurkan air mata, berpelukan dengan seorang wanita setengah tua. "Anak bapak dan ibu mengalami kebutaan akibat benturan keras kepala dengan trotoar jalan," kata dokter tersebut. Tampak di bawah ranjang pasien teronggok sepasang sepatu orange yang berlumuran noda darah masih segar.
