Mohon tunggu...
Mahmudin Ok
Mahmudin Ok Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ilmu Komunikasi 2009 UIN SUKA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

ALKID Jogja - Olahraga Malam tapi Gak Dosa

6 November 2012   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:54 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_207739" align="alignleft" width="300" caption="dokumen pribadi"][/caption] Alkid yang dikenal sebagai icon kota Jogja dengan Masangin (masuk diantara dua pohon beringin) menjadi salah satu daya tarik yang menjadikan Alkid lebih dikenal di kalangan masyarakat luar. Kepercayaan tentang hal yang diinginkan dapat tercapai jika bisa sukses berjalan masuk diantara dua pohon beringin dengan mata tertutup menjadi suatu mitos yang di era sekarang ini masih banyak orang percaya.

Tetapi sejak dua tahun belakangan ini, ada yang berbeda dengan wajah Alkid. Becak dengan lampu warna warni yang menghiasi sekeliling alun-alun kota Jogja ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari dalam maupun luar kota, pasangan muda, dan keluarga yang ingin menghabiskan malam dengan suka cita.

[caption id="attachment_207738" align="alignleft" width="300" caption="dokumen pribadi/fjr"]

13521841001960257708
13521841001960257708
[/caption] Odong-odong..

Itulah sebutan familiar untuk becak dengan hiasan lampu warna warni disekelilingnya tersebut, odong-odong itu juga yang merubah citra Alkid yang dahulu dinilai buruk dimata orang-orang sekarang menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan. Tidak sedikit para muda mudi disetiap malam yang mendatangi Alkid hanya sekedar untuk bersenang-senang naik odong-odong bersama kekasih atau teman-temannya.

Dengan bentuk alun-alun yang melingkar dan diputari jalan searah tanpa suatu halangan, menjadikan Alkid lokasi yang efektif untuk tempat bermain odong-odong. Jika setiap akhir pekan tiba, pengunjung Alkid selalu membludak. Hal itu menjadi sesuatu yang dapat disyukuri oleh orang-orang di sekitar Alkid untuk mencari rejeki dengan odong-odong mereka. Harga odong-odong yang ditawarkan oleh pemiliknya dihitung untuk setiap kali putaran, dan harga bisa dinego. Jika weekend tiba, harga yang ditawarkan pemilik odong-odong akan sedikit lebih tinggi untuk tiap putarannya karena jalanan dipenuhi dengan pengunjung sehingga waktu untuk satu kali putaran tentunya akan lebih memakan waktu lama.

Predikat yang disandang kota Jogja sebagai kota pelajar menjadikan faktor yang sangat menentukan bagi pemilik odong-odong di Alkid, karena kota pelajar menjadikan sebagian besar penduduk kota Jogja adalah anak muda. Banyaknya pelajar dan mahasiswa dari luar Jogja yang berbondong-bondong datang ke Jogja untuk melanjutkan studi setiap tahunnya selalu meregenerasi anak muda yang ada di kota Jogja. Odong-odong mempunyai target sasaran pada anak muda dan keluarga yang berwisata ke kota Jogja. Sangat tepat jadinya jika odong-odong  berada di Alkid Jogja.

Dari awalnya yang hanya berada di Alkid Jogja, karena dinilai merupakan usaha yang prospek untuk digarap, kemudian banyak orang dari daerah lain yang memesan odong-odong untuk dioperasikan dialun-alun tempat mereka tinggal. Seperti di Solo, Purworejo, dan beberapa daerah diluar pulau jawa juga banyak yang memesan odong-odong untuk dioperasikan tetapi hasilnya tidak maksimal. Ini mungkin karena pemilik odong-odong kurang memperhatikan bahwa terget sasaran untuk odong-odong adalah kaum muda, jadi mungkin kurang tepat jika dioperasikan didaerahnya. Sedangkan di Jogja bisa sukses karena sebagian besar penghuni kota tersebut adalah kaum muda.

Tempat untuk pengoperasiannya juga sangat menentukan, odong-odong di Solo tidak seramai di Jogja karena lintasannya terbuat dari batako sehingga tidak nyaman dan tidak mulus untuk berkendara odong-odong. Sedangkan di Purworejo juga tidak seramai di Jogja karena di Alun-alun Purworejo terdapat lampu trafighlight, sehingga menjadikan pengguna odong-odong tidak leluasa untuk berkendara mengitari alun-alun.

Ramainya suasana Alkid dimalam hari dengan suara riuh canda tawa pengunjung, pedagang, tukang parkir, dan penjaja odong-odong dikuti dengan keramah-tamahan penduduknya menjadikan suatu moment yang khas di kota Jogja. Kincir angin yang berterbangan dengan hiasan lampu menambah pemandangan langit malam di Alkid Jogja semakin memukau.

Capeknya olahraga menggowes odong-odong mengitari Alkid dimalam hari akan terbayar sepenuhnya dengan kegembiraan dan kepuasan yang didapatkan.

Bisa dicoba, Marii...

Olahraga Malam Tapi Gak Dosa,..

Kata Gustavo Aldomo, salah satu pemilik odong-odong saat menawarkan odong-odong miliknya kepada pengunjung.

[-mahmud-]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun