Mohon tunggu...
Mahmudi Hidayah
Mahmudi Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa unindra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab bertamu dalam Islam

13 Juli 2024   18:31 Diperbarui: 13 Juli 2024   18:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adab-adab bertamu dalam Islam

Saat bersilaturahim harus memperhatikan adab saat bertamu

Silaturahim sangat dianjurkan dalam agama Islam karena dapat meluaskan rezeki dan memperpanjang umur. Ada banyak bentuk dan ragam silaturahim, salah satunya dengan berkunjung ke rumah seseorang, baik itu keluarga, kerabat, saudara, maupun tetangga.

 
Namun ketika kita sedang berkunjung ke rumah orang lain, ada adab atau etika yang harus kita perhatikan saat bertamu. Jangan sampai kedatangan kita membuat ketidaknyamanan bagi tuan rumah atau justru meninggalkan kesan tidak baik.

Berikut adab-adab dalam bertamu ke rumah orang lain seperti dilansir dari Adab-adab dalam Bertamu:

  : . .

Artinya: Adab bertamu adalah sesegera mungkin beradaptasi dengan tuan rumah dalam beberapa hal,  antara lain:

 
1. Menyantap makanan (yang dihidangkan), tak perlu beralasan sudah kenyang.
2. Tidak bertanya pada tuan rumah tentang sesuatu di rumahnya kecuali arah kiblat dan toilet.
3.  Tidak mengintip ke arah tempat wanita
4. Tidak menolak ketika dipersilakan duduk di suatu tempat dan (tidak menolak) ketika diberi penghormatan.
5.  Membasuh kedua tangan (ketika hendak makan dengan tangan).
6. Ketika melihat tuan rumah bergerak untuk melakukan sesuatu, jangan mencegahnya.

 
Keenam adab tersebut dituliskan oleh Muhammad bin Ahmad bin Salim as-Safarini, dalam Ghida' al-Albab Syarh Mandzumah al-Adab, juz 2, halaman 117).

 
Selain itu, ada juga adab-adab yang lain dalam bertamu, yakni:

 
Artinya: Sebagian adab dalam bertamu adalah tidak beranjak keluar kecuali atas seizin tuan rumah, tidak duduk di hadapan ruangan perempuan, tidak banyak memandangi ruangan tempat keluar makanan (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-Jamal, juz 17, halaman 407).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun