Mohon tunggu...
Sakibm
Sakibm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Demokrasi

Mari mulai cita-cita generasi emas 2045 dengan membuka pandangan dan memerdekakan diri dari genggaman tirani

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilgub Jatim dan Pengaruh Emansipasi Wanita

24 September 2024   13:48 Diperbarui: 24 September 2024   14:08 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur kali ini menampilkan dinamika yang menarik dengan hadirnya semua kandidat perempuan. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kemajuan emansipasi wanita, tetapi juga membawa pertanyaan tentang representasi gender dalam politik. Dengan tidak adanya kandidat laki-laki, Pilgub ini menjadi simbol perubahan signifikan dalam lanskap politik di provinsi ini.

Emansipasi wanita di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Di Jawa Timur, perempuan kini semakin aktif dalam politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai kandidat. Dengan semua calon gubernur adalah perempuan, Pilgub ini mencerminkan potensi dan kekuatan perempuan untuk memimpin, sekaligus menantang stereotip gender yang sering kali menghambat partisipasi mereka di ranah publik.

Salah satu manfaat dari kehadiran calon perempuan adalah peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Dengan tidak adanya kandidat laki-laki, pemilih di Jawa Timur dihadapkan pada kenyataan bahwa kepemimpinan tidak hanya diidentikkan dengan laki-laki. Ini membuka ruang bagi diskusi mengenai kompetensi dan kemampuan perempuan dalam memimpin, serta menghilangkan anggapan bahwa posisi strategis hanya layak untuk laki-laki.

Namun, fenomena ini juga membawa tantangan tersendiri. Ketika semua kandidat adalah perempuan, ada risiko bahwa politik perempuan bisa terjebak dalam stereotip tertentu. Misalnya, calon perempuan mungkin terpaksa membuktikan diri lebih keras dibandingkan calon laki-laki, berusaha menunjukkan bahwa mereka mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang selama ini dianggap sebagai domain laki-laki. Ini dapat menciptakan tekanan yang tidak seharusnya ada.

Selain itu, meskipun emansipasi wanita telah memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan untuk terlibat dalam politik, tidak semua perempuan memiliki akses yang sama. Perbedaan latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sosial dapat memengaruhi kemampuan perempuan untuk bersaing di arena politik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua perempuan, tidak hanya mereka yang berasal dari kalangan elit, memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dan berkontribusi.

Kehadiran semua kandidat perempuan dalam Pilgub Jatim juga memunculkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap pemilih. Apakah pemilih akan memilih berdasarkan gender atau berdasarkan kapasitas dan visi yang ditawarkan masing-masing kandidat? Ini menjadi tantangan bagi semua kandidat untuk mengkomunikasikan program dan tujuan mereka dengan jelas, agar pemilih dapat membuat keputusan berdasarkan kualifikasi, bukan hanya berdasarkan jenis kelamin.

Di sisi lain, fenomena ini bisa menjadi momentum bagi perempuan untuk saling mendukung. Alih-alih bersaing ketat, calon-calon perempuan diharapkan dapat membangun jaringan dan kolaborasi, memperkuat posisi perempuan di politik. Ini adalah kesempatan untuk memperlihatkan bahwa perempuan bisa bersatu dalam menghadapi tantangan yang ada, menciptakan solidaritas yang kuat dalam memperjuangkan isu-isu yang relevan bagi perempuan dan masyarakat.

Secara keseluruhan, Pilgub Jatim yang diisi oleh calon perempuan merupakan langkah maju dalam emansipasi wanita. Ini bukan hanya sekadar pergeseran dalam jumlah kandidat, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa perempuan memiliki kapasitas untuk memimpin dan berkontribusi secara signifikan dalam pemerintahan. Dengan demikian, diharapkan Pilgub ini dapat menjadi awal dari perubahan positif bagi perempuan dan masyarakat di Jawa Timur, menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan setara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun