[caption id="attachment_419064" align="aligncenter" width="448" caption="dok. pri"][/caption]
Muara Angke, 21 Mei 2015. Kondisi bangunan rumah belajar YRAP di pemukiman slum area kampung Nelayan Muara Angke saat ini semakin tidak aman untuk tempat belajar anak-anak. Tiang yang sebagian sudah mulai patah,dinding yang jebol dan lantai kayu yang sudah mulai rapuh sangat membahayakan bagi ratusan anak binaan YRAP yang setiap hari belajar di tempat ini. Mulai tanggal 20 Mei 2015 anak-anak yang tergabung dalam beberapa kelompok kegiatan di YRAP (PAUD, TPA, PKBM, dll) terpaksa belajar di bawah tenda di emperan rumah warga beralaskan terpal dan karpet bekas.
[caption id="attachment_419069" align="aligncenter" width="512" caption="dok. pri"]
[caption id="attachment_419070" align="aligncenter" width="512" caption="dok. pri"]
Belajar seperti ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi anak-anak. Di awal kegiatan pada tahun 2003 kegiatan belajar mengajarnya di kandang ayam dan sempat juga pindah ke trotoar jalan dan emperan musholla. Bangunan rumah belajar yang selama ini di pakai untuk belajar akan di rubuhkan dan akan di bangun bertahap menjadi Rumah Pintar anak pesisir yang nantinya bisa menampung lebih banyak peserta didik.
Rumah Pintar anak pesisir ini di harapkan akan menjadi awal bagi Yayasan rumpun Anak Pesisir untuk membangun Rumah Pintar sejenis di lokasi lain. Saat ini Yayasan Rumpun Anak Pesisir mengajak seluruh Masyarakat untuk ikut bersama mewujudkan program ini melalui penggalangan dana "LIMA RIBUmu untuk RUMAH PINTAR ku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H