Mohon tunggu...
Mahmud Badarudin
Mahmud Badarudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Teknologi Penginderaan Universitas Pertahanan RI

Konten ini akan membahas mengenai Matematika, Penginderaan Jauh serta Aplikasinya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengulik Kebijakan Energi Australia Mengenai Pembangkit Energi Emisi Rendah

5 Mei 2024   15:03 Diperbarui: 5 Mei 2024   15:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Australia merupakan negara dengan kebijakan energy yang menjadi contoh bagi negara lain. Dalam penggunaan energy di Australia, beberapa masalah yang menjadi perhatian di negara yang berada di selatan Indonesia ini adalah mengenai perubahan iklim, sumber energy terbarukan hingga ketergantungan terhadap penggunaan batu bara. 

Baru-baru ini Australia membuat sebuah kebijakan energy mengenai pembangkit energy rendah emisi atau lower emission energy generation. Dalam pelaksanaan kebijakan ini mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dikarenakan Australia merupakan negara federal, negara bagian, dan lokal. 

Selain itu, yang menjadikan kebijakan ini menjadi sulit dilaksanakan dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan antara pemerintah federal dengan negara bagian yang menyebabkan sulitnya mencapai struktur kebijakan yang terpadu. Padahal jika kita melihat dari kebijakan yang dibuat memiliki nilai kelebihan yang banyak serta merupakan sumber energy terbarukan yang dapat diaplikasikan di Australia. 

Kebijakan ini memungkinkan Australia untuk memanfaatkan beberapa sumber daya energi terbarukan terbaik di dunia, termasuk radiasi matahari rata-rata tertinggi di benua mana pun, sumber daya angin berkualitas tinggi di pantai selatan, dan sumber daya panas bumi batuan panas yang luas. Namun pemanfaatan sumber daya ini sangat sulit karena umumnya lebih mahal dibandingkan listrik tak terbarukan dan kompatibel dengan sumber daya listrik yang ada. Selain itu yang menjadi hambatan terbesar adalah masalah biaya produksi yang mahal, yang membuat kebijakan energy ini menjadi sulit di aplikasikan.

Referensi

Byrnes, L., Brown, C., Foster, J., & Wagner, L. D. (2013). Australian renewable energy policy: Barriers and challenges. Renewable Energy, 60, 711--721. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.renene.2013.06.024

Li, C., Sage, V., Wang, T., Tang, L., Yang, Y., Lee, W. J., Lippi, R., Wang, F., Kozielski, K., & Patel, J. (2024). Evaluation and outlook for Australian renewable energy export via circular liquid hydrogen carriers. International Journal of Hydrogen Energy, 49, 1509--1527. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijhydene.2023.10.009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun