Mohon tunggu...
Amani Mahmudatul
Amani Mahmudatul Mohon Tunggu... -

berusaha sampai batas akhir!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenali Anak sebagai Individu yang Unik

8 Oktober 2011   09:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia anak memang tidak pernah habis untuk dibahas. Selalu ada cerita baru yang menarik untuk dikupas. Salah satunya mengenai perkembangan dan kepribadiannya yang unik.

Selama ini banyak yang menganggap anak sebagai “miniatur” orang dewasa, atau secara tidak langsung menyamakan anak dengan orang dewasa, hanya berbeda “porsi” saja. Padahal dilihat secara kasat mata saja, sudah terlihat perbedaan itu. Misalnya, anak akan mengalami pertumbuhan fisik dengan pesat, sedangkan orang dewasa relatif sudah tidak tumbuh lagi. kita tengok mengenai cara berpikir. Anak berpikir hanya sebatas hal-hal yang konkret. Beda dengan orang dewasa yang sudah bisa berpikir secara abstrak. Dari segi emosional, orang dewasa sudah berpikir sosio empatik sedangkan anak masih cenderung bersifat egosentris, yakni memandang segala sesuatu hanya dari sisi dirinya sendiri.

Anak berkembang secara unik dan holistik (menyeluruh). Secara unik, dimaksudkan bahwa masing-masing anak berkembang dengan cara-cara tertentu sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Sedangkan secara holistik dimaksudkan bahwa anak berkembang secara menyeluruh, tidak hanya terjadi dalam aspek tertentu saja, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin, yaitu perkembangan biologis, kognitif dan psikososial.

Namun disisi lain mereka juga sama dengan orang dewasa yang ingin dihargai secara individu dan mendapat kesempatan untuk berpendapat. Ini akan menjadikan pondasi ketrampilan sosial yang lebih kuat untuk anak dikemudian hari.

Sebagai orang tua, hendaknya selalu mendengarkan cerita dan pendapat anak, menjawab pertanyaan-pertanyaan anak secara telaten. Karena dengan interaksi seperti ini orang tua bisa mengontrol perkembangan anak, sejauh mana mereka mampu mengungkapkan pendapat. Dalam lingkup sekolah, guru selalu menghargai setiap karya dan pendapat siswa, memberikan penguatan positif meskipun dalam keadaan gagal. Tidak dengan merendahkan dan mencaci siswa akan termotivasi untuk bangkit, tetapi dengan penghargaan dan berusaha memberi solusi untuk keluar dari kegagalannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun