Mohon tunggu...
Mahmudah Rohmatul Ilmi
Mahmudah Rohmatul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Awal Mula Ayam Hutan Liar Menjadi Ayam Jinak

21 Juni 2024   07:33 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Asal usul ayam kampung (Gallus g. domesticus) telah diperdebatkan sejak zaman Darwin. Barang antik ayam peliharaan telah ditemukan di 16 situs Neolitik di sepanjang Sungai Kuning di timur laut Tiongkok, dan di Lembah Indus. Karena beberapa momen tersebut berusia 8.000 tahun, diduga ayam peliharaan berasal dari unggas liar di Asia Tenggara. 

Menurut para ahli, berdasarkan catatan sejarah, ayam yang dikenal saat ini, baik yang ada di pasaran maupun yang dibudidayakan, diyakini berasal dari unggas liar (jenis Gallus) yang telah berkembang sejak lama. Proses beternak ayam hutan pada ayam kampung disebut pembenihan, dilakukan secara rutin dan efisien untuk mengubah ayam liar menjadi ayam peliharaan. Ada empat jenis ayam liar yang dianggap sebagai nenek moyang ayam kampung yang berevolusi hingga saat ini. 

Empat spesies dari genus Gallus hidup di Asia Tenggara: ayam merah (Gg gallus), ayam Lafayette (G. lafayettei), ayam abu-abu (G. sonnerati), dan ayam hutan verte (G. varius). Unggas liar merah menunjukkan dimorfisme seks yang kuat, dengan jantan yang memiliki pial berdaging merah, dan tersebar di seluruh wilayah. Ayam Lafayette secara morfologi mirip dengan ayam hutan merah, namun hanya hidup di Sri Lanka. ayam  berwarna abu-abu ini memiliki bulu berdaging dengan lingkaran abu-abu dan tersebar dari barat daya hingga India tengah. 

Berbagai jenis unggas hutan hijau hanya terdapat di Pulau Jawa, Bali, Lombok dan sekitarnya. Orang-orang biasa membawa ayam liar ini pada zaman dahulu untuk digunakan dalam upacara syukur kepada para dewa. Seiring berjalannya waktu, ayam hutan menjadi lebih kuat dan sulit ditangkap, sehingga orang-orang mencobanya. Ayam liar diseleksi dan diwariskan dari generasi ke generasi, hingga ayam masa kini berkembang. Kini ada dua teori populer yang menjelaskan asal usul ayam peliharaan. Teori monofiletik ini menegaskan bahwa ayam yang tumbuh dan tersebar di muka bumi saat ini berasal dari jenis ayam merah (Gallus gallus). Karena beberapa alasan:

- Gallus gallus mudah dikawinkan (gratis) dengan berbagai jenis ayam, sedangkan ketiga jenis gallus lainnya yaitu Gallus varius, Gallus lafayetti dan Gallus sonnerattii sulit untuk diawinkan dengan cara yang umum dan berkembang biak saat ini ayam. - Keturunan perkawinan pertama (F1) antara Gallus gallus dengan ayam kampung saat ini subur, sedangkan keturunan perkawinan pertama (Fl) ras ayam saat ini dan ketiga ras ayam lainnya adalah ayam hutan seringkali mandul.
- Berdasarkan hasil yang diperoleh dari berbagai jenis ayam saat ini, ayam jenis Gallus gallus dapat muncul kembali sewaktu-waktu. - Terdapat kesamaan ciri fisik pada banyak ras ayam kampung (Melayu, Sumatra, Brown Leghorn) dan Gallus gallus.

Teori polifiletik ini menyatakan bahwa kemungkinan besar keragaman ayam kampung yang ada saat ini merupakan hasil persilangan ayam liar merah (Gallus gallus) dan banyak jenis ayam liar lainnya. Pasalnya, ayam kampung yang terdapat di Laut Mediterania memiliki bobot badan relatif rendah, sayap panjang yang dapat digunakan untuk terbang, ekor lurus, kaki tidak berbulu, dan kepala bulat lonjong, jambul dan pial besar. Ayam ini luar biasa cepat dan telurnya berwarna putih. Ayam kampung yang terdapat di kawasan Asia memiliki tubuh yang besar dan berat, sertasayap yang pendek sehingga tidak bisa terbang. Ekornya tetap rendah, kakinya berbulu, kepalanya lurus lonjong, jambul dan pialnya kecil, sifatnya cepat dan sulit dikejutkan. lapisan luarnya berwarna coklat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun