Mohon tunggu...
Mahmudah Widya Damayanti
Mahmudah Widya Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

✨Tidak ada kegagalan selama Allah masih ada dihidup kita✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat

15 Oktober 2023   14:57 Diperbarui: 15 Oktober 2023   15:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu tantangan terbesar bagi seorang muslim adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat ujian dan ladang amal, sedangkan akhirat adalah tempat balasan dan keabadian. Keduanya memiliki nilai dan kedudukan yang penting dalam Islam, namun keduanya juga memiliki bahaya dan godaan yang mengancam keimanan dan ketaqwaan.

Oleh karena itu, seorang muslim harus memiliki aqidah yang kuat dan benar sebagai landasan akhlak yang mulia. Aqidah adalah keyakinan yang bersumber dari wahyu Allah SWT dan Rasulullah SAW, yang mencakup tauhid, iman, dan ihsan. Aqidah menyangga akhlak, karena aqidah menentukan sikap, perilaku, dan tujuan hidup seseorang.

Dalam buku kuliah akhlak tasawuf karya Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, disebutkan bahwa aqidah memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi pengetahuan (ma'rifah), yaitu memberikan informasi yang benar tentang Allah SWT, alam semesta, manusia, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari kiamat, surga dan neraka, dan hal-hal ghaib lainnya.

2. Fungsi motivasi (iradah), yaitu memberikan dorongan dan semangat untuk beribadah kepada Allah SWT, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, menjalankan syariat Islam, beramal shaleh, dan berjuang di jalan Allah SWT.

3. Fungsi kontrol (muraqabah), yaitu memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap nafsu, hawa nafsu, syahwat, dan segala bentuk kesesatan dan kekufuran.

Dengan memiliki aqidah yang kuat dan benar, seorang muslim akan mampu menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ia akan menyadari bahwa dunia adalah tempat sementara yang penuh dengan fitnah dan cobaan, sedangkan akhirat adalah tempat abadi yang penuh dengan nikmat dan azab. Ia akan mengambil manfaat dari dunia sebanyak-banyaknya untuk bekal menuju akhirat, tanpa terlena dan terjebak oleh dunia. Ia akan mengorbankan sebagian harta, waktu, tenaga, dan jiwa untuk beramal shaleh di dunia, tanpa melupakan hak-hak Allah SWT dan hak-hak makhluk-Nya.

Sebaliknya, ia juga tidak akan meninggalkan dunia sama sekali, karena dunia adalah sarana untuk mencapai akhirat. Ia akan menjalankan kewajiban-kewajiban duniawi seperti bekerja, belajar, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Ia akan memanfaatkan segala potensi dan bakat yang Allah SWT berikan untuk mengembangkan diri sendiri dan membantu orang lain. Ia akan berkontribusi dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan dan bermartabat.

Dengan demikian, ia akan menjadi seorang muslim yang ideal, yang memiliki visi yang luas dan misi yang mulia. Ia akan menjadi seorang muslim yang berakhlak karimah, yang mencerminkan sifat-sifat Allah SWT dalam perilaku sehari-hari. Ia akan menjadi seorang muslim yang bertasawuf hakiki, yang menyatu dengan Allah SWT dalam hati dan jiwa.

Semoga artikel ini bermanfaat...

 Penulis ; 

- Mahmudah Widya Damayanti

- Asep Usman Ismail 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun