Mohon tunggu...
Mahmudah
Mahmudah Mohon Tunggu... Mahasiswa - she/her

kkn rdr 77 kelompok 96

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib PKL di Kawasan UIN Walisongo yang Tidak Mempromosikan Usahanya Lewat Sosial Media saat Pandemi

20 November 2021   21:18 Diperbarui: 20 November 2021   21:26 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Mahmudah

Dampak covid 19 yang menyerang Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 membuat pemerintah menetapkan kebijakan yang diantaranya adalah PPKM, mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, menerapkan prokes dengan ketat dimanapun dan kapanpun. Hal ini membuat masyarakat tetap diam dirumah, bekerja dirumah (Work From Home), serta membatasi pergerakan diluar rumah. Banyak hal yang berubah serta beradaptasi keras dengan adanya kebijakan kebijakan tersebut, seperti pada sector pendidikan yang menerapkan pembelajaran secara online, system kerja di rumah, serta banyak penjual menerapkan delivery order, dan penggunaan social media ataupun platform belanja online.

Namun tidak semua masyarakat di Indonesia mampu menerapkan segalanya secara online. Kegiatan online terkait dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang, banyak aplikasi dan teknologi computer jaringan yang memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus. Sebagai contoh kelompok masyarakat yang tidak menggunakan media social sebagai adaptasi dari usahanya, yaitu pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima (PKL) adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar) yang (seharusnya) diperuntukkan untuk pejalan kaki.

Pedagang kaki lima di sekitar depan gerbang UIN Walisongo memiliki jumlah yang banyak, mereka berjualan jajanan seperti bakso, batagor, siomay, kentang goring, empek-empek dan lain lain saat masih pembelajaran offline, namun saat pandemic jumlah PKL lama kelamaan berkurang jumlahnya karena kampus menerapkan pembelajaran online jadi berkurangnya mahasiswa menyebabkan para PKL berkurang di sekitar kampus UIN Walisongo Semarang. Sementara banyak pedagang yang memanfaatkan social media dengan adaptasi packaging yang praktis, namun apakah PKL di sekitar UIN Walisongo beralih berjualan secara online atau tidak?.

"tidak mbak, saya tidak menggunakan social media untuk promosi yaa, kalau di sini sepi ya keliling cari tempat lain". Jelas Aan pedagang bakso di sekitar kampus UIN. Aan mengaku omset penjualan menurun hingga 60% saat pandemic.

Hal ini membuat para pelaku PKL bingung dalam hal mencari nafkah serta tertular virus covid 19, karena pada kenyataannya mereka memilih melakukan penjualan dengan berkeliling yang memungkinkan dia terkena kontak dengan keadaan diluar rumah, namun si satu sisi jika tidak bekerja mereka juga tidak akan memiliki penghasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun