Mohon tunggu...
Shabhi Mahmashani
Shabhi Mahmashani Mohon Tunggu... -

tidak ada yang bisa diceritakan lebih jauh tentang diri yang sedang ingin menggapai sebuah asa. merenda cerita kehidupan yang lebih baik nan indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

semedi dan super human brain

22 Februari 2010   17:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak yang mengatakan bahwa manusia adalah sosok yang sempurna [islam juga mengatakan demikian dalam kitab sucinya]. manusia diberikan akal yang tidak dimiliki oleh mahluk manapun temasuk malaikat sang mahluk paling taat di sisi Tuhan. akal inilah yang mampu memberikan perbedaan antara manusia dengan makhuk tuhan yang lainnya. dan [katanya] dengan akal inilah tersimpan berbagai macam potensi, entah itu baik, buruk, super baik, atau super buruk.

Beberapa waktu terakhir ini, saya menjadi orang yang gemar sekali menik mati malam [baca: insomnia]... dan untuk membunuh rasa sepi di malam hari, satu waktu saya membaca karaya Dan Brown [DB] yang terbaru [the lost symbol]. dalam tulisannya DB menyinggung sebuah cabang imu pengetahuan yang dikenal dengan Noetic.

Dari sebuah sumber yang sederhana saya mencoba menguraikan bahwa pada dasarnya Noetic berasal dari Bahasa Yunani [νοητικός yang artinya dalam bahsa inggris "mental", atau νοεῖν yang arti bahasa inggrisnya "to think". Secara garis besar Noetic adalah salah satu cabang dari metaphisical Philosophy yang concern kepada studi terhadap pikiran, intuisi dan hubunganya dengan kemampuan intelektual. Secara mudahnya cabang ilmu tersebut mengatakan bahwa ketika kita mampu fokus kepada satu hal dalam pikiran kita maka kita akan mampu untuk melakukan apa yang kita pikirkan.

Hal ini yang membuat saya pikiran saya melayang jauh ke masa lalu. dimana diceritakan bahwa kakek moyang bangsa indonesia adalah orang-orang yang hebat. mampu berjalan diatas air, mampu terbang dengan jurus meringankan tubuh, dan lain sebagainya yang mungkin untuk ukuran zaman sekarang ini merupakan hal yang sangat kecil kemungkinannya untuk dilakukan. Kehebatan-kehebatan yang dilakukan oleh kakek moyang kita itu didapat setelah melakukan semadi [bertapa] dalam kurun waktu yang tidak sebentar.

saya kemudian menjadi berpikir bahwa bisa jadi semadi [bertapa] yang dilakukan oleh kakek moyang kita pada zaman dulu itu merupakan sebuah upaya untuk berkonsentrasi penuh kaitannya dengan memaksimalkan potensi pikiran yang dimilikinya sebagaimana yang dikemukakan secara sederhana oleh [kaum] Noetic tadi. karena pada zaman dulu, bertapa merupakan sebuah ritual yang sangat penting dalam mencapai satu phase tertentu dalam kehidupan. dan bahkan kehebatan sesorang bisa jadi diukur dair seberapa lama dia bersemadi [bertapa].

jika benar demikian, maka bersemadi [bertapa] merupakan sebuah aktifitas dimana kita [sebagaimana para kakek moyang kita] fokus pada titik tertinggi dan kemudian mampu untuk mengoptimalkan segala potensi otak yang terpendam. dan bahkan juga [dalam satu cerita] dalam titik fokus tertinggi seseorang mampu menembus ruang dan waktu.

lagi-lagi jika memang benar demikian, berarti kita saat inipun mungkin mampu melakukan apa yang dilakukan oleh kakek moyang kita terdahulu.

wallahu a'lam bis shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun