"Tell Mike, It was only business.
  I always liked him."
- Salvatore Tessio
(The Godfather - Mario Puzzo)
Setelah Vito Corleone mangkat terasa kegamangan di tubuh keluarga. Ia adalah sebenar-benarnya figur. Bukan benar dalam artian biasa, memang, tapi pada ukuran dunia kerja yang Don Corleone berada di dalamnya. Kepergiannya meninggalkan celah besar menganga. Atau santapan empuk, bagi musuh-musuh keluarga Corleone.
Tersiar kabar jika Don telah memilih pewaris. Putra ketiga, Michael. Tak terlalu mencolok, Mikey ini. Berbeda dengan Sonny si pemarah, atau Freddie yang penurut, Mike, ah... Mike selalu misterius.
Ketika orang kepercayaan keluarga dan kenalan-kenalan mencari alasan untuk tak terkena wajib militer, ia justru mengajukan diri ikut bertempur.Â
Di pesta pernikahan Connie Corleone, Mike sengaja mengenakan atribut militernya agar terlihat berbeda dengan anggota keluarga lainnya. Perbedaan yang mungkin ditujukan guna menghina Don, ayahnya, yang sempat kecewa atas pilihan Mike.
Atau beberapa waktu lalu, saat seorang kapten polisi menghajar hidungnya sampai retak, Mike enggan melayangkan tuntutan akan itu. Seolah tak punya taring atau bara khas anak muda yang meletup-letup.Â
Meski Kapten polisi itu pun mati juga setelah Mike menghancurkan tengkoraknya ketika makan steak di sebuah restoran keluarga dengan toilet bergaya klasik.Â
Orang-orang dalam lingkaran inti Corleone pun sempat tak percaya akan kenekatan anak itu. Bahkan Pete Clemenza dan Sonny membuat lelucon di awal kemunculan ide sinting ini.
Bagaimanapun, ia masih terlalu hijau untuk berhadapan dengan Emilio Barzini, penguasa kedua bawah tanah New York setelah Don Corleone. Punya pemikiran tangkas dan modern di antara kepala keluarga yang lain, itulah Barzini.Â