Mohon tunggu...
Ilham Berutu
Ilham Berutu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumit

3 Juli 2018   17:25 Diperbarui: 3 Juli 2018   18:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini, Indonesia semakin rumit, sehingga melahirkan bangsa yang antipati di tanah airnya sendiri, akhirnya kita memilih berjuang untuk kemerdekaan ambisi cita-cita pribadi.

Terlepas dari nasionalisme atau bukan, Bhinneka Tunggal Ika tercipta dari semangat juang para tokoh revolusioner yang rindu akan bahagia dalam kedamaian.

"Buku-buku adalah temanku, disana aku bertemu dengan orang-orang besar, buah pikiran mereka menjadi buah pikiranku, cita-cita mereka adalah pendirianku. Begitulah, setelah bertemu-setelah berbicara dengan semua pemimpin besar itu, aku menjadi yakin bahwa manusia itu sama'. Ir Soekarno

Mempersatukan Indonesia tanpa darah dan senjata, menebarkan ruh kemerdekaan dengan menggetarkan nurani persatuan, membebaskan rakyatnya dari perasaan rendah diri, dan membuat mereka bangga menjadi orang Indonesia bukanlah prestasi kecil yang dicapai setelah 350 tahun penjajahan Belanda, dan 3,5 tahun pendudukan Jepang.

Itulah sosok Bung Karno yang merangkak dari bukan siapa-siapa dan menjadi obor Indonesia yang tak pernah padam.

Kharisma dan karakter kepemimpinan Bung Karno terlahir dari hati nurani, olah rasa, dan panggilan amanah untuk memperbaiki bangsanya dengan menjadi pembelajar setia kepada siapapun dan dimanapun dia berada.

Tokoh kontroversional ini sarat akan magis jawa, wawasan pengetahuan yang luas, kebal akan aniaya dan ancaman nyata, hingga banyak kelompok yang ingin mencoba melakukan pembunuhan dengan berbagai macam propaganda, sehingga beliaupun pernah berkata;

"Semua yang Aku capai selama di dunia adalah karena rakyat, tanpa rakyat Aku tidak bisa apa-apa. Bukan bom atau peluru yang bisa membunuhku. Jauhkan saja Aku dari rakyatku, maka Aku akan mati secara perlahan-lahan". Ir Soekarno.

Saat ini, banyak yang merindukan sosok Bung Karno, pribadi yang sederhana, berdikari dengan keyakinan mimpi, dan tulus mengabdi pada Tanah air dalam naungan Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Bung, semoga jiwa pengabdianmu pada Nusantara akan selalu hadir sebagai teladan bangsa, melahirkan kami sebagai anak-anak revolusi perubahan masa depan, para penggerak kebaikan yang tegar menegakkan kebenaran bagi alam beserta seluruh isiNya, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun