Menurut Rahman, Alat ini dapat dijadikan sebagai solusi alternatif mengurangi penggunaan pestisida dan menerapkan teknologi tepat guna pada sektor pertanian desa agar hasil panen padi semakin optimal. Meskipun membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan pelatihan dalam pembuatan alat pembasmi hama padi elektrik ini, namun masyarakat dan ketua RW mengapresiasi adanya solusi untuk mengatasi hama serangga pada tanaman padi.
Alat ini memiliki fungsi sebagai penyengat serangga menggunakan tegangan listrik mencapai 2000 volt. Rahman juga menambahkan bahwa progam ini dapat mengedukasi masyarakat untuk membuat alat yang sederhana dan murah serta meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengurangi penggunaan pestisida, dan digantikan dengan teknologi yang ramah lingkungan. Dengan adanya teknologi tepat guna mampu mengurangi penggunaan pestisida dan meningkatkan hasil produksi padi yang sehat serta menguntungkan bagi petani.
Program unggulan lainnya yang juga telah berhasil dilaksanakan yaitu Upaya Peningkatan Keberhasilan Pertanian Warga dengan Penggunaan Alat Pengukur Kesuburan Tanah yang merupakan salah satu program monodisiplin dari Muhamat Asrori, mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro angkatan 2013. Kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha tani. Bagaimanapun sempurnanya suatu proses usaha tani jika tidak didukung dengan kesuburan tanah yang memadahi pasti tidak akan membawa hasil yang maksimal.
Sebuah alat yang terbuat dari paralon, T-paralon, dop paralon, kabel, kawat, vitting, lampu dan jack ini mampu menarik antusiasme warga untuk mengetahui cara pengukuran kesuburan tanah. Beberapa petani di Dusun Krajan mengeluhkan tentang ketidaksuburan tanah meskipun sudah menggunakan pupuk. Tanah yang tandus dan kekurangan zat-zat penting di dalamnya akan sama ketika diberikan pupuk seperti biasa. Maka dari itu, diperlukan sebuah indikator tingkat kesuburan tanah. Maka dibuatlah sebuah alat sederhana praktis untuk pengukur kesuburan tanah sebagai bentuk usaha pemilihan lahan supaya bisa maksimal di dalam pemanfaatan lahan pertanian. Ketergantungan warga petani terhadap penggunaan pupuk untuk menyuburkan tanah juga menjadi pembahasan utama dibuatnya alat ini.
Menurut Asrori, saat ini alat kesuburan tanah sederhana berhasil dibuat dan bisa berjalan seperti yang diharapkan. Alat kesuburan tanah sederhana tersebut telah dimanfaatkan oleh beberapa ibu-ibu untuk mengetahui kesuburan tanah pada lahan pertaniannya. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2016 ini diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan pertanian Dusun Krajan, Desa Tlompakan, Kecamatan Tuntang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H