Mohon tunggu...
Sidiq Firmanto
Sidiq Firmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penulis lepas dan penerjemah ngeblog di http://nglengkong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senjata-senjata Tradisional Indonesia

12 September 2012   03:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 51024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakyat Indonesia pasti sepakat bahwa kebudayaan Indonesia sangat beragam. Tetapi rasanya selama ini pemerintah hanya sibuk dengan "promosi" batik, sementara kebudayaan Indonesia tidak hanya batik. Tetapi tulisan ini tidak untuk mendiskusikan hal itu, karena (semoga) pemerintah pasti sudah punya rencana-rencana hebat untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Nah, pernahkah kita membandingkan senjata-senjata tradisional Indonesia dengan senjata-senjata dari luar negeri? Jika belum, mari kita lihat perbandingannya, dan kesimpulan sementara adalah senjata-senjata tradisional Indonesia lebih menyeramkan, baik dari segi penampilan ataupun sejarahnya. Ini dia beberapa gambar senjata-senjata tradisional Indonesia. Keris Inilah salah satu senjata tradisional paling terkenal di dunia, baik karena bentuk fisik dan sejarahnya yang panjang. Salah satu kisah yang membuat senjata ini terkenal tentu saja "Keris Empu Gandring". Sementara di lingkungan Kraton, dari Demak sampai Mataram, mempunyai semacam keyakinan bahwa untuk menjadi penguasa jawa harus mempunyai duet Keris Kiai Nagasasra Kiai Sabuk Inten ditambah Kiai Sangkelat. Di Kraton Yogyakarta sendiri Sultan yang akan bertahta harus mewarisi Keris Joko Piturun dari Sultan sebelumnya. Secara umum, keris terbagi atas Keris Jawa dan Keris Bali (keris bali berukuran lebih besar). Hal itu karena faktor sejarah dan kedekatan geografis, hampir sama dengan kasus Aksara Jawa dan Aksara Bali yang mirip. [caption id="attachment_198541" align="aligncenter" width="450" caption="keris jawa - yanto-antik.blogspot.com"][/caption] [caption id="attachment_198544" align="aligncenter" width="627" caption="keris bali - arms2armor.com"]

1347416916992780960
1347416916992780960
[/caption] Kujang Jawa Barat Kujang juga terkenal karena bentuknya yang menyeramkan, namun terlihat mewah. Konon merupakan senjata pusaka di Kerajaan Galuh Pajajaran, terutama Prabu Siliwangi. Kujang konon berasal dari kata "kudi" dan "hyang" yang kurang lebih berarti "Senjata Dewa Sakti". [caption id="attachment_198546" align="aligncenter" width="300" caption="kujang - nusantara-cultures.blogspot.com"]
13474172781743400402
13474172781743400402
[/caption] Clurit Senjata yang satu ini tak perlu diceritakan lagi. Bentuknya mengerikan namun akrab dengan petani karena senjata ini juga bisa digunakan untuk bertani. [caption id="attachment_198547" align="aligncenter" width="640" caption="clurit - mbah-saeun.co.cc"]
1347417464599342762
1347417464599342762
[/caption] Mandau Kalimantan Senjata ini juga mempunyai reputasi yang cukup kondang, antara lain cerita-cerita yang mengatakan bahwa Mandau bisa melayang dan menemukan korbannya jika digunakan oleh seorang yang sakti. Suku Dayak Kalimantan terkenal dengan kesaktiannya dan juga toleransi yang tinggi dengan alam sekitar. Mereka tidak akan merusak lingkungan sekitar mereka, bahkan mereka akan berpikir seribu kali untuk kemudian mengatakan "tidak" untuk mematahkan sebuah ranting kecil. Jika semua masyarakat Indonesia bisa seperti itu zamrud khatulistiwa akan lestari. [caption id="attachment_198550" align="aligncenter" width="640" caption="mandau - oriental-arms.com"]
1347417773901949512
1347417773901949512
[/caption] Badik Sulawesi Senjata yang satu ini berbentuk cukup unik namun tetap mengerikan. Badik Sulawesi merupakan salah satu senjata tradisional yang harus dilestarikan. [caption id="attachment_198551" align="aligncenter" width="640" caption="badik - permatabangsa.web.id"]
1347417897853960815
1347417897853960815
[/caption] Rencong Aceh Senjata ini terkenal seperti senjata tradisional lain, digunakan dalam perang melawan penjajah. Antara lain terlihat di pinggang Cut Nyak Dien (dalam gambar-gambar). Bentuknya cukup kecil, tetapi benar-benar dibuat dengan ketelitian tinggi. [caption id="attachment_198553" align="aligncenter" width="533" caption="rencong - indonesianfolklore.webnode.com"]
1347418017851227713
1347418017851227713
[/caption] Piso Gaja Dompak Sumatera Utara Senjata ini mempunyai detail yang rumit, baik di mata pedangnya ataupun di gagangnya. Sekilas terlihat seperti parang namun berbeda. [caption id="attachment_198555" align="aligncenter" width="300" caption="piso gaja dompak - mulkymaurival.blogspot.com"]
1347418112813261861
1347418112813261861
[/caption] Parang Inilah senjata yang mungkin paling banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk bertani atau yang lain. Bentuknya yang sederhana memudahkan penggunanya untuk keperluan pertanian. Konon digunakan oleh Si Pitung, ksatria legendaris Betawi. [caption id="attachment_198556" align="aligncenter" width="640" caption="parang - bushcraftuk.com"]
13474182261232993184
13474182261232993184
[/caption] Tombak Tombak juga merupakan senjata yang sering menjadi tokoh utama dalam beberapa kisah. Tombak Kiai Plered (sekarang tersimpan di Kraton Yogyakarta) pernah digunakan untuk membunuh salah satu pimpinan prajurit penjajah Belanda. [caption id="attachment_198557" align="aligncenter" width="640" caption="tombak kiai plered - forum.viva.co.id"]
13474184461746911738
13474184461746911738
[/caption] Bambu Runcing Dari semua itu, mungkin ini yang paling mengerikan, sekaligus merakyat. Bambu Runcing, merupakan senjata legendaris rakyat Indonesia. Meskipun sederhana, reputasinya sangat luar biasa karena digunakan mayoritas rakyat Indonesia pada perang kemerdekaan. [caption id="attachment_198560" align="aligncenter" width="320" caption="bambu runcing - bincuihgadangiduang.blogspot.com"]
13474186981588227069
13474186981588227069
[/caption] Beberapa contoh di atas mungkin belum bisa mewakili sekian banyak senjata tradisional di Indonesia, tetapi paling tidak itulah yang sering dibicarakan. Buat kompasianer yang ingin menambahkan, monggo silahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun