Ramadan hari pertama, ba'da tarawih saya mengikuti Kajian Ramadan yang membahas tentang Hadis. Berikut ini terjemahan hadis yang dibahas kali ini:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa ia diniatkan." (HR. al-Bukhari : 1).
Hadis ini adalah hadis pertama dalam kitab Shahih Bukhari. Hadis ini juga masuk ke dalam bab awal, yaitu bab permulaan wahyu kepada Nabi SAW.
Dalam Al-Quran, wahyu memiliki banyak arti. Pertama, wahyu berarti insting. Contohnya, lebah memiliki insting untuk membuat sarang (QS. An-Nahl: 68).Â
Kedua, wahyu berarti ilham. Contohnya, dalam kisah Nabi Musa AS, Allah memberikan ilham kepada Ibunda Musa AS (QS. Al-Qashas : 7).
Ketiga, wahyu berarti syariat. Contohnya, Allah SWT telah memberikan wahyu kepada para nabi dan rasul (QS. An-Nisa' : 163).
Pembahasan tentang wahyu dimulai dengan hadis pertama diatas.
Sebelum kita membahas isi hadis tersebut, ada baiknya kita memahami asbabul wurud atau latar belakang sebab adanya hadis ini.
Asbabul wurud hadis ini berdasar pada kisah seorang laki-laki yang berhijrah karena ingin meminang seorang wanita muhajirin bernama Ummu Qois. Oleh karenanya, Nabi SAW bersabda bahwa semua perbuatan seseorang bergantung pada niatnya, dan balasannya juga sesuai dengan apa yang diniatkan.
Lantas, bagaimana jika perbuatan seseorang buruk tetapi diniatkan dengan baik? Perihal ini, ada yang berpendapat bahwa tidak semua niat yang baik, maka perbuatannya akan menjadi baik. Jika niatnya baik, tetapi perbuatannya buruk, maka disinyalir ada yang salah pada niatnya.