"Bukber virtual, memang bisa?" Di zaman serba digital semua bisa dilakukan. Apalagi sejak adanya pandemi, masyarakat yang tinggal di rumah saja semakin kreatif melakukan sesuatu. Berbagai macam konsep acara virtual dibuktikan bisa dilakukan.
Budaya virtual menjadi hal baru yang biasa dilakukan. Untuk mencegah penyebaran COVID-19, masyarakat dipaksa melakukan kegiatan secara virtual. Intinya, manusia tak kalah akal dengan keadaan, manusia tidak menyerah dengan keadaan.
Budaya Virtual
Beberapa kegiatan memang sangat memungkinkan dilakukan secara virtual. Misalnya rapat virtual, belajar virtual, seminar virtual, dan berbagai macam acara lainnya.
Meskipun ada kendala dan keterbatasan, melakukan kegiatan virtual membawa sensasi tersendiri. Kemajuan teknologi membuat segala sesuatu menjadi sangat menyenangkan.
Untuk membuat kegiatan virtual lebih menarik dibutuhkan kreativitas ketika mengonsepnya. Ketiak membuat konsep kegiatan virtual harus diperhatikan beberapa hal, terutama kendala-kendala yang mungkin bisa dihadapi.Â
Terkadang infrastruktur teknologi sering menjadi kendala yang tak bisa terelakkan. Gadget yang digunakan peserta terkadang spesifikasinya tidak memenuhi untuk melakukan kreativitas dalam melakukan kegiatan virtual.Â
Terkadang juga diperlukan alat tambahan untuk bisa menjadikan kegiatan virtual menjadi lebih hidup layaknya kegiatan di dunia nyata.
Koneksi internet juga sering menjadi kendala yang tak bisa dihindari. Konsep acara virtual yang menarik bisa jadi tidak menarik jika koneksi internetnya tidak lancar.
Namun, di luar kendala yang ada, kegiatan virtual juga memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan yang bisa menjadi solusi terhadap kendala yang mungkin terjadi jika kegiatan dilakukan secara tatap muka.
Kendala jarak yang jauh, beda kota atau beda negara membuat kegiatan sulit untuk dilakukan. Bahkan, jarak yang sebenarnya masih terjangkau pun terkadang bisa menjadi kendala besar bagi seseorang untuk mengikuti kegiatan.Â