Untuk melakukan ini, terkadang guru perlu juga masukan dari siswa-siswa yang lain ataupun masukan dari orang tua. Ini diperlukan untuk bisa memahami permasalahan siswa dari berbagai sisi dan sudut pandang. Sudut pandang yang berbeda biasanya akan membuat guru lebih bisa memahami permasalahan siswa lebih mendalam.
Ketiga, guru dan siswa membuat perencanaan program perbaikan. Setelah guru memahami duduk permasalahan dengan baik, rencana program perbaikan yang dilakukan akan bisa lebih efektif. Langkah terakhir ini akan bisa maksimal jika langkah pertama dan kedua sudah dilakukan dengan baik.
Artinya, guru dan siswa sama-sama sudah mengetahui kekurangannya masing-masing. Jika keduanya sudah menyadari hal ini, maka sinergi akan terbangun dengan baik antara guru dan siswa. Pada akhirnya program perbaikan yang direncanakan akan berjalan dengan baik dan akan bisa membawa perubahan yang signifikan pada diri siswa
Alhasil, tamparan tidak selalu menyakitkan, terkadang tamparan justru membawa manfaat bagi kita. Bagi seorang guru, jika ada siswa yang mendapatkan nilai kurang bagus, maka bersyukurlah, karena berarti guru masih diberi kesempatan untuk berbenah dan memperbaiki diri.Â
Kita pasti paham bahwa orang yang baik bukanlah orang yang tak pernah melakukan kesalahan. Orang yang baik adalah orang yang menyadari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya. Tamparan kasih sayang adalah anugerah dari Tuhan agar kita menyadari kesalahan dan mencoba untuk memperbaikinya.
[Baca Juga: Vaksinasi Dimulai, Mari Belajar dari Semut Gurun]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H