"Kepemimpinan menjadi kunci yang sangat penting dalam penanganan pandemi," itulah inti yang saya dapatkan dari seminar "Post-Pandemic School Leadership -- How to Manage Triage, Transition and Transformation" yang saya ikuti.
Kita tahu, dunia pendidikan di seluruh dunia telah memasuki era baru. Pandemi yang melanda dunia sejak bulan Februari lalu telah merubah sejarah pendidikan dunia. Hampir seluruh sekolah di suruh dunia mengubah moda pembelajaran dari moda tradisional tatap muka ke moda online.
Di negara kita, pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah tatap muka sejak pertengahan bulan Maret lalu. Kebijakan ini pun terus dievaluasi secara berkala. Sampai saat ini, kebijakan sudah mengalami 3 kali perubahan selama kurun waktu 9 bulan. Kebijakan terakhir adalah daerah diberi kewenangan untuk memutuskan sendiri apakah pembelajaran di semester genap tahun ajaran 2020/2021 akan dilanjutkan secara daring atau tatap muka.
Pentingnya Kepemimpinan
Di kala krisis melanda, evaluasi dan perubahan berkala memang penting dilakukan. Keadaan yang sangat dinamik, tak menentu, berubah-ubah dalam hitungan hari, minggu, dan bulan membuat para pemangku kebijakan harus mengambil kebijakan yang efektif dan efisien.
Hal ini membutuhkan seorang pemimpin yang bisa memimpin sebuah institusi pendidikan dengan efektif. Di masa keadaan krisis dan tak menentu, seorang pemimpin yang efektif seharusnya bisa mengambil keputusan baik secara reaktif maupun proaktif. Keputusan reaktif diambil untuk menjawab tantangan kondisi yang ada, sedangkan keputusan proaktif diambil dengan mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya.Â
Pemimpin yang efektif juga harus bisa mengelola informasi secara terbuka, inklusif, dan transparan sehingga tidak terjadi kebingungan pada bawahannya. Keputusan yang diambil harus benar-benar disosialisasikan dan dijelaskan sejelas-jelasnya tanpa meninggalkan ruang pertanyaan di komunitas.
Selain itu, dalam menghadapi krisis dan ketidakpastian, pemimpin harus bisa menjawab kebutuhan yang timbul dari perasaan naluri manusia. Diantaranya, pemimpin harus bisa memahami arti pentingnya kedaruratan, transparansi dalam berkomunikasi, menunjukkan rasa tanggung jawab, dan tetap up to date dan engage terhadap dinamika perubahan yang terjadi.
Dinamika perubahan yang terjadi memaksa pemimpin untuk bisa adaptif terhadap perubahan. Untuk bisa melakukannya, pemimpin harus memiliki perspektif yang luas sehingga bisa memiliki pemandangan yang lebih jelas mengenai krisis yang melanda.
Triase, Transisi, Transformasi
Dinamika perubahan yang cepat juga membuat pemimpin harus bisa membaca dan memahami tahapan-tahapan masa krisis yang dirasakan. Menurut Jane H. Adams pada artikelnya di situs National Recreation and Park Association, ada tiga tahapan masa krisis, yaitu triase, transisi, dan transformasi.
Tahapan pertama, triase. Triase adalah istilah medis yang digunakan dalam pertempuran atau bencana untuk menilai kondisi seseorang dengan cepat sehingga bisa segera diambil keputusan tentang bagaimana perawatannya.Â