Pemerintah akhirnya menggratiskan vaksin COVID-19. Hal ini disampaikan pemerintah untuk menjawab keresahan masyarakat terkait harga vaksin. Euforia vaksin memang menjadi headline beberapa minggu ini. Meskipun sebenarnya belum tentu juga semua masyarakat mendapatkan vaksin, mengingat jumlah vaksin yang masih sangat terbatas, tetap saja ada kegembiraan di masyarakat.
Sejak kedatangannya beberapa minggu lalu, vaksin memang menjadi salah satu topik yang dibicarakan masyarakat. Isu-isu terkait harga, keamanan, keefektifan, kehalalan, distribusi, dan prioritas vaksinasi membuat risau dan galau sebagian masyarakat.
Pada keterangan persnya, Pemerintah, langsung melalui tampuk pimpinan tertinggi Presiden Jokowi mengatakan bahwa setelah memperhatikan masukan masyarakat dan menghitung kembali keuangan negara, maka diputuskan vaksin digratiskan untuk diberikan ke masyarakat. Selain itu, Presiden juga mengatakan akan menjadi orang pertama yang divaksinasi. Tujuannya untuk meyakinkan masyarakat akan keamanan vaksin ini.
Pada video konferensi pers yang diunggah di media sosial, terlihat presiden begitu antusias menyampaikan berita ini. Hal ini terlihat dari mimik dan gesture yang ditunjukkan Presiden. Informasi resmi yang disampaikan pemerintah ini seolah membawa angin segar di masyarakat. Setidaknya isu tentang harga dan keamanan bisa dijawab oleh pemerintah. Dan juga informasi ini juga bisa dijadikan penetralisir isu-isu politik dan keamanan negara yang ramai juga dibicarakan akhir-akhir ini.
Tak bisa dipungkiri, vaksin adalah barang yang paling ditunggu-tunggu masyarakat saat ini. Kalau kata orang vaksin itu ibarat eliksir yang akan mengubah kehidupan. Masyarakat semakin jenuh dengan kondisi kehidupan di masa pandemi. Masyarakat membutuhkan pencerahan untuk bisa melanjutkan kehidupannya secara normal kembali.
Vaksin dan Pemahaman MasyarakatÂ
Muncul pertanyaan, apakah vaksin ini benar-benar bisa menghentikan pandemi?
Jawabannya pasti sangat tergantung dengan pemahaman masyarakat tentang COVID-19 dan tentang pandemi itu sendiri. Apabila masyarakat benar-benar sudah menjadi masyarakat yang teredukasi dengan baik (well educated society), tentunya vaksin akan menjadi senjata pamungkas yang ampuh untuk melawan virus ini.
Selama kurun waktu hampir satu tahun masyarakat berjuang melawan pandemi, seharusnya masyarakat sudah benar-benar memahami dan teredukasi dengan baik. Patut diakui, pemerintah dengan segenap elemen pembantunya di pusat dan di daerah sudah berusaha keras sebisa mungkin memberikan pendidikan yang terbaik kepada masyarakat.
Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan baik permasalahan pandemi ini. Masih banyak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dimana-mana. Masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker dan masih berkumpul di kerumunan. Lebih ironisnya, masih ada juga sebagian masyarakat yang bahkan tidak percaya akan keberadaan COVID-19.
Melihat kondisi ini, harapan bahwa vaksin akan bisa menjadi senjata pamungkas rasanya akan sulit terealisasi. Perlu adanya usaha-usaha tambahan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menghadapi pandemi.