Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hadiah Terbesar di Hari Ultah Anak

9 Desember 2020   07:02 Diperbarui: 9 Desember 2020   07:16 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue ulang tahun (dokumen pribadi)

Hari ini (8/12/2020) anak keduaku tepat berusia 5 tahun. Begitu senangnya dia mendapat hadiah mainan dari teman-temannya.

Kalau ada yang mengatakan bahwa setiap anak itu berbeda, itu sangat benar sekali. Saya merasakan sendiri ketika membesarkan ketiga anak saya yang kebetulan semua laki-laki. Mereka semua berbeda dan mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda ketika berinteraksi dengan mereka.

Bagi anak, hari ulang tahun memang momen bahagia baginya. Kue ulang tahun, nyanyian lagu selamat ulang tahun, meniup lilin, dan sudah pastinya hadiah menjadi hal yang ditunggu-tunggu.

Bagi orang tua, bisa berhadir di hari ulang tahun anak adalah sebuah kewajiban. Bisa bersama dengannya merayakan hari istimewa merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Apalagi ketika melihat anak bahagia di hari ulang tahunnya, lengkaplah sudah kebahagiaan saya sebagai orang tua.

Merayakan hari ulang tahun anak mengingatkan saya pada 3 webinar yang saya simak di akhir pekan lalu. Kebetulan ketiga webinar tersebut berhubungan tentang orang tua.

Webinar pertama mengupas tentang topik risalah para lansia (orang lanjut usia) yang diambil dari salah satu buku karya ustadz Bediuzzaman Said Nursi. Disana dijelaskan bagaimana orang tua itu seharusnya dari sudut pandang agama. 

Dikatakan bahwa orang tua harus rela melepas kebersamaannya dengan anak ketika anak ingin menuntut ilmu atau melayani agama.

Sudah menjadi fitrah orang tua ingin selalu bersama dengan anaknya. Orang tua terkadang mengkhawatirkan dan mencemaskan kondisi anaknya ketika harus tinggal terpisah. Apalagi seorang Ibu, pastinya akan berpikir panjang bagaimana anaknya jika hidup diluar sana, bagaimana makannya, bagaimana pakaiannya, bagaimana kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Namun, jika orang tua diharuskan tinggal terpisah dengan anak karena untuk kebaikan, maka seharusnya orang tua bisa rela dan mengikhlaskan anaknya untuk pergi. Yakinkan diri bahwa anak berada pada tempat yang baik dan bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.

Anak adalah titipan Tuhan kepada kita, suatu saat pasti kita akan berpisah dengannya. Untuk kebaikan Tuhan pasti melindungi anak. Sejatinya, kebersamaan di dunia adalah kebersamaan semu. Anak yang bisa bermanfaat adalah anak yang membawa kebersamaan hakiki di dalam keindahan kelak di akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun