Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membuka Bioskop, Seni Menggunakan Kata "Kemungkinan"

29 Agustus 2020   14:32 Diperbarui: 29 Agustus 2020   14:26 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bioskop (Krists Luhaers on Unsplash via kompas.com, gambar sudah diedit) 

Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda akan sesuatu, apalagi tentang sesuatu yang samar atau yang belum jelas kedudukannya.

Pernyataan bisa sangat subjektif jika tanpa didukung data empiris yang jelas. Pernyataan yang subjektif selalu membawa perdebatan. Satu hal yang sama bisa bermakna baik bagi seseorang, sebaliknya bermakna buruk bagi orang yang lain. Subjektivitas sangat tergantung dari sudut pandang seseorang.

Subjektivitas yang Membawa Kemungkinan

Pernyataan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito yang mengklaim bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 bisa jadi sangat bersifat subjektif.

Walaupun dalam keterangan persnya, beliau menegaskan rencana pembukaan bioskop sudah berdasarkan hasil kajian tim pakar medis dan kesehatan masyarakat, tetap saja segala sesuatunya masih belum jelas kedudukannya.

Ya, belum jelas, itu yang saya tangkap, karena ini masih bersifat kemungkinan. Kemungkinan bukan berarti kepastian. Entah kapan bioskop benar-benar dipastikan akan dibuka. 

Saya katakan ini belum jelas, bukan tidak jelas. Belum jelas artinya akan menuju jelas. Karena dari gimmick dan pemaparan Pak Wiku, rasanya ini benar-benar akan dilakukan, walaupun Pak Wiku masih belum berani memastikannya dan masih memilih kata kemungkinan.

Banyak hal memang yang terkadang philosophically disturbing dengan keadaan yang terjadi. Seperti halnya masalah bioskop ini. Kita belum bisa memastikan apakah keputusan yang diambil nantinya akan benar atau salah. Semua masih bersifat kemungkinan.

Kemungkinan pada Schrodinger Cat Experiment

Saya teringat sebuah thought experiment atau eksperimen pikiran yang dilakukan seorang ilmuwan Fisika Erwin Schrodinger untuk memahami Fisika kuantum. 

Eksperimen yang terkenal dengan sebutan "Schrodinger Cat Experiment" atau eksperimen kucing Schrodinger. Sebuah eksperimen pikiran yang dilakukan dengan hanya berpikir tanpa melakukannya secara nyata.

Schrodinger berpikir tentang Fisika kuantum dengan membayangkan seakan dia menempatkan seekor kucing ke dalam sebuah kotak tertutup yang sudah ditempatkan alat di dalamnya yang bisa membuat kucing tersebut mati dengan kemungkinan 50%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun