Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Fiksi dan Nyata Kebakaran Kejagung

24 Agustus 2020   14:41 Diperbarui: 24 Agustus 2020   18:08 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran Kejagung [kompasiana.com]

Kejadian ini memaksa pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya harus mengasingkan diri ke Lithuania dengan alasan keamanan. Seperti diketahui, Tsikhanouskaya vokal dalam melawan kediktatoran Lukashenko. Banyak orang mempertanyakan mengapa Tsikhanouskaya memilih "kabur" dari perjuangan.

Spekulasi mengatakan bahwa Tsikhanoiskaya mengasingkan diri karena diduga adanya ancaman kepada suaminya yang menjadi salah satu tahanan politik rezim Lukashenko.

Peristiwa-peristiwa ini biasanya kita saksikan di layar lebar. Konspirasi dan spekulasi sangat terasa pada peristiwa-peristiwa ini.

Masyarakat terkadang terjebak di antara fiksi dan kenyataan. 

Kebanyakan film konspirasi memang diangkat dari sebuah cerita fiksi. Khayalan sang penulis skenario yang dikemas senyata mungkin. Ini yang membuat terkadang penonton sulit membedakan antara fiksi dan kenyataan.

Apakah ini fiksi atau nyata? Waktu yang akan menjawabnya. Jika kita meminjam pemahaman fiksi menurut filsuf nyentrik Rocky Gerung yang diungkapkannya pada acara ILC yang sempat menjadi polemik pada tahun 2018, maka kita patut waspada.

Mengapa? Karena menurut Rocky Gerung fiksi adalah mengaktifkan imajinasi. Menurut KBBI imajinasi itu dibangun berdasarkan kenyataan atau pengalaman. Jadi berdasarkan ini, fiksi ini bisa saja menjadi kenyataan kedepannya.

Berpikir Positif dan Bertindak Positif

Lalu, bagaimana kita harus memahami hal ini? Bagi saya yang perlu kita lakukan adalah mulai berpikir positif dan diikuti dengan tindakan positif.

Kita harus bisa melihat sebuah peristiwa dari sisi positifnya. Hidup kita akan bahagia jika kita selalu berpikir positif. Kita harus mampu merubah cara kita melihat sesuatu, jika menurut kita sesuatu itu terlihat buruk.

Cara kita berpikir sangat dipengaruhi dengan siapa kita bergaul. Masyarakat sangat berperan penting dalam membangun pergaulan. Mindset yang baik harus dibangun dalam memahami sesuatu. Lingkungan masyarakat yang positif akan membawa pemikiran positif kepada orang-orang yang berada di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun