Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Critical Thinking, untuk Guru atau Siswa?

10 Juli 2020   10:01 Diperbarui: 10 Juli 2020   10:25 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi anak belajar(shutterstock) via lifestyle.kompas.com

Salah satu skill abad ke-21 yang penting untuk diperhatikan dalam dunia pendidikan adalah Critical Thinking. Berbagai macam pelatihan dilakukan untuk bisa memberikan pemahaman guru akan pentingnya membuat siswa berpikir kritis dalam pembelajaran. 

Sedikit mengomentari, sebenarnya pelatihan untuk membuat guru berpikir kritis juga diperlukan. Jika ditanya siapa yang harus berpikir kritis, guru atau siswa? Semua  kita pasti tahu jawabannya.

Lalu apa itu Critical thinking? Apa urgensinya? Bagaimana mengaplikasikannya dalam pendidikan? Saya akan mencoba sedikit mengulas tentang hal ini. Tujuannya adalah untuk memberikan sedikit kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Memahami Critical Thinking

Bicara tentang critical thinking banyak sekali definisi yang dikeluarkan oleh para ahli pedagogi di seluruh dunia. Penelitian dan pembahasan mengenai hal ini sudah ada sejak tahun 1900 an. Para praktisi pendidikan mulai menggunakan konsep critical thinking sebagai salah satu tujuan pendidikan di sekolah. Mereka mendesain berbagai macam tes untuk mengujinya kemudian. Standar dan norma-norma critical thinking pun didiskusikan.

Untuk memahami definisi critical thinking saya akan menjelaskannya dengan sebuah contoh sederhana yang sering kita temui dalam dunia pendidikan. Ketika guru melihat siswa yang aktif secara fisik mungkin ia akan langsung berpikir bahwa siswa ini adalah siswa yang sulit untuk diarahkan. Biasanya siswa seperti ini juga sulit mengikuti pelajaran dan nilainya akademisnya cenderung di bawah rata-rata. Pada akhirnya guru akan melabelinya dengan siswa bermasalah. Ini adalah contoh guru yang tidak berpikir kritis.

Bagi guru yang berpikir kritis, dia tidak akan langsung melabeli siswa tersebut. Guru akan mulai mengobservasi, memikirkan dan mencoba menganalisis dengan beberapa hipotesis yang ia buat. 

Guru akan mencoba memperhatikan siswa tersebut dari berbagai aspeknya, aspek kognitifnya, psikomotoriknya dan afektifnya. Dan pada akhirnya guru akan mampu mengenali dan memetakan siswa tersebut.

Ketika guru sudah mampu memetakan siswanya, guru akan mulai berpikir pendekatan apa yang cocok untuk bisa mengembangkan potensi yang ada pada siswa tersebut, memecahkan masalah yang ada pada diri siswa tersebut. Pendekatan pribadi, keluarga dan lingkungan bisa menjadi bahan pertimbangan. 

Dengan memperhatikan berbagai macam hal, guru akan mampu menyimpulkannya dan mulai menyusun langkah-langkah terbaik apa yang akan diambil. Critical thinking akan diakhiri dengan adanya keyakinan penuh akan apa yang dipikirkannya dan juga akan siap untuk merubah pemikirannya menjadi sebuah aksi.

Itulah critical thinking. Ada yang mengatakannya sebagai cara berpikir secara berhati-hati dan konstruktif dengan mengarah kepada sebuah tujuan. Bukan berpikir secara instan dan cepat melabeli sesuatu. 

Bukan langsung menjudge sesuatu walaupun sudah ada bukti kuatnya. Bukan menerima sesuatu tanpa ada sebab yang jelas. Tetapi harus selalu melakukan analisis semua faktor yang ada untuk menjawab tantangan dengan menggunakan algoritma yang jelas.

Urgensi Critical Thinking Dalam Pendidikan

Ketika seorang guru mampu berpikir kritis mendesain pembelajarannya, menjadi sebuah keniscayaan untuk bisa membuat siswanya berpikir kritis juga dalam pelajaran. Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk membantu siswa dalam menjalankan kehidupan nyata kelak di masyarakat.

Fenomena kehidupan yang begitu beragam membutuhkan kemampuan setiap orang untuk berpikir kritis. Jika tidak, maka individu akan kesulitan untuk memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan yang ada pada masyarakat. 

Berpikir kritis akan membuat individu lebih bahagia dan bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat.

Sumber: Ilustrasi anak belajar(shutterstock) via lifestyle.kompas.com
Sumber: Ilustrasi anak belajar(shutterstock) via lifestyle.kompas.com

Bicara tentang nilai, ada beberapa nilai yang penting yang bisa didapatkan dari critical thinking. Pertama, siswa akan lebih merasa dihargai dengan adanya critical thinking. Mengapa? Karena siswa dipacu untuk mengeluarkan semua pikiran yang terlintas dalam dirinya ketika mempelajari sesuatu. Siswa tidak akan merasa terkungkung dengan pemikiran yang dijejalkan oleh gurunya ataupun yang didapatkan dari sumber yang lain.

Kedua, siswa bisa mengembangkan kemandiriannya. Untuk menjadi sukses, siswa harus mampu mandiri, tidak tergantung dengan orang lain. Siswa harus mampu mengeluarkan segenap pemikirannya murni dari dalam dirinya sendiri. Guru berperan untuk bisa memberikan stimulus yang tepat untuk bisa memicu siswa berpikir secara mandiri.

Ketiga, siswa bisa dilatih untuk berpikir secara rasional. Siswa yang notabenenya masih dalam tahap pencarian jati diri terkadang belum bisa berpikir secara rasional. Biasanya mereka masih mengedepankan emosinya. Dengan berpikir kritis siswa dilatih menggunakan logikanya secara lebih rasional dan realistis. 

Keempat, siswa bisa dilatih untuk untuk bisa berpikir lebih demokratis menanggapi sesuatu. Dengan berpikir demokratis siswa akan lebih memahami akan sebab dan akibat dari sesuatu, dilatih untuk mengembangkan talenta dan sikap kritisnya. Hal ini sangat penting dalam membentuk nilai sosial kemasyarakatan pada diri siswa.

Keempat nilai tersebut lah yang membuat penerapan critical thinking pada proses pembelajaran menjadi sebuah hal yang krusial dan urgen untuk dilakukan. 

Untuk bisa membuat pelajaran yang memasukkan komponen critical thinking dalam prosesnya dibutuhkan sebuah usaha dan sudah pastinya pemikiran kritis gurunya yang akan melahirkan kreativitas dalam mendesain pembelajaran.

Alhasil, critical thinking adalah sebuah kebutuhan bagi guru dan siswa. Guru membutuhkannya dalam mendesain pembelajaran, sedangkan siswa harus aktif menggunakannya dalam pembelajaran. Yang perlu dipahami adalah nilai-nilai yang ada pada critical thinking tersebut. Jangan sampai critical thinking justru menjerumuskan kita semua kepada sebuah pemikiran yang bisa mengabaikan nilai-nilai dasar penting dan utama yang seharusnya kita pegang dalam kehidupan. 

10 Juli 2020

Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Mahir Martin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun