Mohon tunggu...
Nisa Istiqomah
Nisa Istiqomah Mohon Tunggu... Guru -

teach, write, read, city trip

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencari Pasangan Sama dengan Mencari "Value"

17 Oktober 2017   18:56 Diperbarui: 17 Oktober 2017   21:52 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika, terjadi perbincangan antara dua orang mahasiswa dengan seorang dosen di sebuah warung makan padang.

A: Pak, waktu itu bapak kan pernah bilang kalau milih pasangan salah satu kriteria yang penting itu value. Itu maksudnya apa, Pak?

B : (Bapak menunjuk ke segelas air di depannya) "Umpamanya, kamu lihat air di dalam gelas ini. Kamu sama pasanganmu boleh berbeda cara melihatnya. Mungkin kamu fokus di gelasnya, pasanganmu lebih fokus di airnya. Tapi kalian harus sama-sama sepakat kalau yang kalian lihat ini adalah air."

C : Contohnya gimana tuh, Pak dalam kehidupan sehari-hari?

B : "Contohnya, untuk masalah uang, saya dan istri saya tipe yang suka ngasih. Saya dan istri sama-sama punya pandangan kalau ngasih ke orang tua itu wajib. Cuma masalah waktu ngasihnya dan berapa jumlahnya, kita bisa beda pendapat. Dan inilah yang perlu didiskusikan.

Selepas kakak saya dilamar oleh seorang pria, dia berpesan pada saya bahwa salah satu yang terpenting dalam sebuah pernikahan adalah kesamaan visi. Waktu itu saya masih kuliah semester 4, masih sangat disibukkan dengan perkuliahan yang rigid sehingga tidak terlalu memikirkan kata-kata kakak saya tadi. Pernikahan masih menjadi isu yang jauh dari diri saya.

Lambat laun saya mulai menyadari arti kesamaan visi tersebut. Tentu saja ini bukan berdasarkan pengalaman karena saya belum menikah, hehe. Dari cerita-cerita orang-orang terdekat saya yang sudah berkeluarga, atau yang akan segera berkeluarga, saya jumpai ada pola kemiripan di antara mereka dengan pasangannya. 

Kemiripan yang saya maksud di sini adalah kemiripan dalam sikap. Rata-rata cara membawa diri mereka mirip dan perilaku kesehariannya pun tidak jauh berbeda. Entah sama-sama rajin tilawah-nya atau sama-sama aktivis kampus. Perilaku atau gaya hidup bisa mencirikan bagaimana visi, cita-cita, serta pandangan hidup seseorang. Karena perilaku seseorang sesungguhnya adalah perwujudan dari sesuatu yang lebih besar dan yang dianutnya, yaitu value.

Value menentukan kapasitas dan derajat diri manusia. Setiap orang memiliki value-nya masing-masing yang dianggapnya benar. Dan dengan value-nya itulah mereka menjalani kehidupan.

Value bisa bertambah, meningkat, menurun, ataupun berkurang. Jika kita ingin mendapat seorang dengan value yang sebaik-baiknya, kita pun semestinya menganut value yang sebaik-baiknya. Karena tidak mudah bagi dua orang bisa saling memahami kalau value-nya sangat berbeda.

Maka sebenarnya, urusan mencari pasangan adalah menemukan seseorang yang memiliki value yang sama dengan kita. Mungkin ketika kita pertama kali tertarik dengan seseorang, yang dirasa memang hanya perasaan. Tapi mungkin hanya dengan orang yang memiliki kesamaan value dengan kita-lah, kita bisa yakin, bahwa kita tidak jatuh cinta dengan orang yang salah. Bahwa pada akhirnya rasionalitas kita-lah yang dengan sendirinya akan menyeleksi apakah itu perasaan cinta atau sebatas ketertarikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun