"Maaf, tidak bisa!"
"Mas tidak percaya dengan saya?"
Suatu hari Andi (bukan nama sebenarnya) bersama istri pergi belanja di supermarket di kotanya. Saat menurunkan istrinya di lobby mall, Andi menyuruh istri untuk menunggu sebentar karena mencari tempat parkir mobil.
Seorang laki laki mendekat ke istri Andi sambil tergesah gesah seperti orang kebingungan. Setelah berkenalan singkat, lelaki itu mengutarakan kegelisahannya dan memohon istri Andi dengan berkata
"Jadi begini Bu, keluarga saya di kampung sedang membutuhkan uang 2 juta untuk tambahan biaya operasi. Saya tidak mempunyai ATM. Kalau ibu berkenan mentransfer uang 2 juta ke rekening saudara saya, nanti saya ganti. Saya ada uang tunai di tas,"
"Maaf mas, saya tidak bisa membantu," sahut si Istri.
"Kenapa Bu, Saya punya uang tunai di dalam tas ini. Ibu tidak percaya saya?"
***
Adegan di atas merupakan reka adegan kejadian yang nyata. Adegan di atas bisa saja terjadi kepada siapa saja dan di mana saja. Tiba-tiba ada orang yang tak dikenal mengajak berkenalan dan selanjutnya meminta bantuan transfer sejumlah uang. Ketika kita menolak atas permintaan tolong, dia mencoba menarik simpati dan menanyakan moral kita dengan kepercayaan terhadap cerita duka mereka.
Dalam ilmu mempersuasi orang, simpati adalah alat yang ampuh untuk mendapatkan perhatian seseorang. Jika kita lihat pada reka adegan di atas, modus pelaku adalah menarik simpati calon korban. Sesudah korban masuk dalam kesedihan yang dijual mereka, maka dengan mudah korban untuk ditipu.
Penipuan semacam ini menggunakan teknik social engineering dalam dunia nyata. Seperti yang diketahui, social engineering digunakan untuk memperoleh data atau informasi rahasia dengan cara menipu atau mengelabui pemilik informasi tanpa sadar. Teknik ini seringkali digunakan para hacker untuk membobol situs atau akun personal dari target.