Mohon tunggu...
puput mahfudoh
puput mahfudoh Mohon Tunggu... -

dimana bumi kita pijak disitu langit kita junjung..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tak Selamanya Pengaruh Animisme dan Dinamisme Musyrik

30 Maret 2012   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:15 3699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membahas lebih lanjut tentang animisme dan dinamisme, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu arti dari animisme dan dinamisme tersebut. Kepercayaan animisme (dari bahasa latin anima atau "roh") adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh, yang mana animisme merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme yaitupercaya bahwa setiap benda di bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, sehingga membantu mereka dari semangat dan roh jahat. Masyarakat yang beraliran animisme ini, biasanya percaya bahwa roh nenek moyang dapat membuat kehidupan masyarakat tersebut sejahtera dengan melakukan upacara atau memberi sesajen yang ditujukan kepada roh yang memberi kesejahteraan. Sedangkan pengertian dinamisme ialah, Dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib. Dalam prakteknya, masyarakat yang percaya terhadap aliran ini memberikan sesajen atau mengkramatkan dengan harapan hidupnya tidak diganggu.

Memberikan sesajen terhadap pohon atau benda lainnya, pada kenyataanya juga dilakukan oleh orang Islam. Khususnya, orang Islam rural. Hal ini, masih banyak kita jumpai di desa-desa yang mengaku sebagai orang Islam. Hal itu, menurut sebagian orang yang fanatik (menurutku) terhadap agama dikatakan sebagai sesuatu yang syirik. Okelah, mungkin mereka berpegang teguh terhadap ayat al-Quran yang mengatakan bahwa menyembah selain Allah adalah musyrik, Jauh dari agama dan masih terpengaruh dengan Hindu-Budha atau kepercayaan primitif. Aku masih belum terlalu paham tentang masalah agama. Mungkin dari itu pikiranku terlalu berlebihan dan salah 100%. Tapi ijinkan aku mengeluarkan pendapat. Menurut hematku, perbuatan tersebut tidak selamanya dikatakan musyrik. Kita bukan tuhan yang bisa memusyrikkan dan mengkafirkan seseorang. Pada era ini, banyak yang mengaku Islam tapi sering mengklaim muslim lain salah bahkan mengkafirkannya. Bukannya sudah dijelaskan di kitab Sulam at-Taufik bahwa orang yang mengkafirkan orang lain maka dia sendiri yang kafir. Berarti orang Islam berbondong-bondong kafir secara tidak disadari, karena memang begitu kenyataannya pada saat ini. Antara aliran Islam yang satu dengan yang lain saling mengklaim bahwa aliran mereka-lah yang paling benar.

Apa salahnya memberi sesajen kepada pohon tua? Asal niatnya tidak untuk menyekutukan Allah. Kita anggap saja sesajen itu wujud dari penghormatan kita kepada alam gaib, karena makhluk gaib dapat melihat kita sedangkan kita tidak bisa melihatnya. Hal ini, bukan berarti berpendapat bahwa roh atau sejenisnya memiliki kekuatan yang mampu membuat kita sengsara. Kita sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, siapa tahu kita telah menyakiti makhluk gaib tersebut. Misalnya, merusak rumah yang telah ditempati makhluk gaib tersebut dsb. Kita umpakan saja mau bertamu ke rumah tetangga. Alangkah tercelanya kita jika kita seenaknya saja di rumah tersebut tanpa menganggap atau menghargai si mpu rumah. Mungkin perbandingan yang aku berikan tidak bisa diterima, tapi, bukankah semua makhluk ciptaan Allah itu kedudukannya sejajar dan kita tidak boleh menyakiti atau mengganggu antara makhluk satu dengan makhluk yang lain karena agama kita (Islam) itu adalah penuh kedamaian dan rahmatul lil alamin.

Lihat saja sekarang, orang kota yang dikatakan orang modern malah merusak alam. Orang kota yang tak pernah ingin tahu tentang makhluk gaib dengan entengnya menebang pohon-pohon besar. Mereka melakukannya tanpa merasa berdosa dan tanpa takut adanya gangguan dari makhluk gaib yang diyakini menjadi penunggu pohon-pohon tersebut. Aku tidak sedang ingin mempromosikan kepercayaan dinamisme dan animisme. Tetapi aku ingin membuktikan bahwa agamaku (Islam) adalah agama yang bersahabat, tidak membenci, menghormati dan menghargai. Agama yang sudah sempurna dengan nabi yang penuh kasih sayang. Akibat dari ketidak percayaan terhadap alam lain ialah terjadinya longsor, banjir dan lain sebagainya. Bukankah semua bencana tersebut menyakiti rakyat bawah. Sedangkan yang menjadi biang keladi dari semua itu duduk manis tanpa merasa berdosa. Dalam Islam kita dianjurkan untuk mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri kita sendiri. Juga dikatakan bahwa muslim yang baik ialah muslim yang tidak menyakiti saudaranya baik dengan lisan maupun dengan perbuatan.

..(sebuah ijtihad)..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun