Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Pemerkosaan Terjadi ?

12 Maret 2013   13:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:56 10320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="www.jurnalpatrolinews.com"][/caption] Maraknya kasus pemerkosaan belakangan ini banyak yang meresahkan para kaum wanita dan para orang tua yang mempunyai anak gadis. Pemberitaan tentang kasus tersebut senantiasa mendapat liputan media, baik media cetak, media elektronik sampai media sosial . Terkadang juga suatu pemerkosaan itu seringkali di ikuti dengan pembunuhan , bahkan ada yang di mutilasi untuk menghilangkan jejak korban dan suspek itu sendiri Apa sih pemerkosaan itu ? Pemerkosaan berasal dari kata Perkosa, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti paksa, gagah, kuat dan perkasa. Memperkosa adalah berarti menundukkan dengan cara kekerasan, menggagahi, melanggar (menyerang, dsb) dengan kekerasan. Menurut Suryono Ekatama (Suryono Ekatama Dkk, 2001:99) pemerkosaan adalah perbuatab hubungan kelamin yang dilakukan seorang pria terhadap seorang wanita yang bukan isterinya /atau tanpa persetujuannya, dilakukan ketika wanita tersebut ketakutan atau di bawah kondisi ancaman lainnya. Pemerkosaan juga bukan mutlak dilakukan pria terhadap wanita, namun ada kasus juga pemerkosaan bisa dilakukan seorang wanita terhadap seorang pria. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pemerkosaan Banyak orang berkata  kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap wanita  terjadi karena faktor wanita sendiri. Dan yang sering menjadi poin permsalahan adalah karena faktor cara berpakaian wanita itu sendiri dan nafsu seks pria tak terkendali apabila dan setelah melihat wanita berpakaiana mini. Pemikiran dan anggapan seperti sering diuar-uarkan ketika terjadi kasus pelecehan dan pemerkosaan . Pemikiran yang sederhana ini hanyalah anggapan semata tanpa melakukan riset dan penelitian. Dan seakan-akan wanitalah yang menyebabkan sebuah pemerkosaan terjadi. Sudah menjadi korban pemerkosaan dan di salahkan juga sebagai penyebabnya. Apakah ini adil ? Bagaimana pula dengan negara-negara  Timur Tengah yang sebagian wanitanyanya hampir menutup aurat  ? Apakah disana tidak ada pemerkosaan  ?  tanpa menafikan faktor penampilan dan cara berpakaian wanita juga mempengaruhinya. Namun jangan beranggapan penuh bahwa wanita adalah penyebab utama terjadinya kasus tersebut. Sebenarnya pada umumnya terjadinya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan itu justeru dilakukan oleh orang yang telah dikenali. Misalnya Keluarga, saudara, tetangga, guru, atasan bahkan pemuka agama yang dihormati. Dan ada juga kasus yang terjadi karena teman yang baru dikenali baik yang dikenali secara tatap muka atau dikenali di media sosial seperti Facebook, twitter atau media chattting lainnya. Pergaulan sehari-hari dan lingkungan juga mempengaruhinya, bagaimana kita berinteraksi dan dengan siapa kita menghabiskan waktu serta berinteraksi sosial setiap harinya. Namun secara umunya faktor pemerkosaan itu terjadi apabila di lihat dari motif pelakunya adalah :

  • Seductive Rape, Pemerkosaan terjadi karena pelaku merasa terangsang nafsu birahinya dan biasanya pemerkosaaan ini terjadi pada mereka yang sudah saling mengenal. Contohnya pemerkosaan oleh pacar, keluarga, teman atau orang-orang terdekat lainnya.
  • Sadistic Rape, pemerkosaan yang dilakukan secara sadis, yang mana si pelaku akan merasa mendapatkan kepuasan seksual bukan karena bersetubuh. namun mendapatkan kepuasan dari cara penyiksaan terhadap korban yang tidak didapatkan dalam hubungan seksual secara normal
  • Anger rape , Pemerkosaan yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa marahnya pada korban. Kepuasan seksual bukan tujuan utama yang diharapkan pelaku. namun sekedar untuk melampiaskan rasa marahnya pada korban.
  • Domination Rape ,Pemerkosaan ini hanya ingin menunjukan dominasinya pada korban dan pelaku hanya ingin menguasai korban secara seksual. misalnya pemerkosaan majikan terhadap pembantunya.
  • Exploitation Rape, pemerkosaan yang terjadi karena ada rasa ketergantungan korban terhadap pelaku baik secara ekonomi maupun sosial. Dan biasa kasus ini terjadi tanpa adanya kekerasan oleh pelaku terhadap korban. contohnya atasan terhadap bawahanya, majikan terhadap pembantunya.

Ternyata faktor terjadinya pemerkosaan bisa di pengaruhi faktor lingkungan, motif pelaku pemerkosaan, situasi dan kesempatan, faktor ekonomi dan pergaulan seseorang seseorang. Banyaknya kasus pemerkosaan yang terjadi di masyarakat seringkali  diselesaikan secara kekeluargaan dan di selesaikan diluar hukum. Biasanya akan segera di kawinkan antara pelaku dan korban , dengan harapan untuk menutup aib di kemudian hari. Itu sah-sah saja apabila dilakukan oleh seorang saja, tapi bagaimana apabila dilakukan secara beramai-ramai atau dilakukan lebih dari seseorang. Namun menuerut  saya lebih baik di selesaikan secara hukum saja, dengan alasan untuk memberikan pengajaran pada pelaku dan masyarakat pada umumnya. Undang-undang dan Hukum yang mengatur tentang Tindak pidana Pemerkosaan adalah KUHP pasal 285 yang berbunyi :

Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya untuk bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Karena umunya kasus pemerkosaan terjadi di bawah umur, sebaiknya para orangtua memberi perhatian ekstra dengan cara memperhatikan dimana anak-anaknya bersosialisasi dengan teman atau lingkungannya. serta tidak lupa dengan membekalkan ilmu-ilmu agama dan tidak meninggalkan anak apabila mengalami kasus tersebut. Namun tetap menyelimuti dengan kasih sayang sehingga korban tetap merasa ada yang menyayanginya. Berhati-hatilah dalam bergaul dan bersosialisasi Karena kuntum itu mekarnya hanya sekali salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun