[caption id="attachment_340218" align="aligncenter" width="1" caption="Persembahan Kuda Lumping/Jaranan (file pribadi)"][/caption]
Hubungan Indonesia-Malaysia ibarat gelombang selat Melaka, adakalanya gelombangnya tinggi menghantam daratan pulau Sumatera dan daratan pantai barat semenanjung Malaysia. Dan adakalanya gelombangnya datar serta diiringi angin semilir yang kadangkala membuat terlena keduabelak pihak.
Aneka kasus sering mewarnai kedua negara bertetangga ini, mulai dari kasus perbatasan, isu tenaga kerja bahkan sampai isu klaim mengklaim seni dan budaya. Namun karena adanya persefahaman serta hubungan erat kedua pemerintah, maka hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan akrab.
Usaha-usaha untuk menambah eratnya hubungan kedua belah pihak, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun diperingkat bawahan antara kedua rakyat terjalin dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh warganegara Indonesia asal Banyuwangi dan Masyarakat lokal yaitu rakyat Malaysia itu sendiri.
Minggu, 7 Desember kemarin, mereka menggelar "Acara Ramah Mesra" Masyarakat Indonesia asal Banyuwangi bersama penduduk kampung Bukit Kapar. Sekaligus pelancaran kesenian tradisional banyuwangi yaitu kuda kedang "Sekar Wangi".
Acara yang diprakarsai oleh Irzal Maryanto sebagai wakil tokoh masyarakat Banyuwangi di Malaysia dan Tuan Haji Mat Zain bin Haji Sahli sebagai perwakilan tokoh masyarakat Bukit Kapar. Dan secara kebetulan Tuan Haji Mat Zain bin Haji Sahli merupakan generasi ketiga keturunan Jawa asal Banyuwangi.
Acara tersbut juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Marsekal (purn) Herman Prayitno dan ahli parlimen Meru Klang Negeri Selangor, Dr Haji Abdul Rani Osman. Para tamu undangan disuguhi dengan tari pembuka  khas Banyuwangi , yaitu "Tari Jejer Gandrung" dan setelah itu diikuti dengan persembahan kuda lumping/jaranan atau di Malaysia sendiri lebih dikenali dengan "Kuda Kepang"
[caption id="attachment_340219" align="aligncenter" width="300" caption="Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno dan Ahli Parlimen Meru Negeri Selangor Dr Abdul Rani Osman"]
Uniknya, persembahan kuda lumping dan tari-tarian tersebut dibawakan oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi di sekitar Selangor. Untuk kostum penari, Gamelan dan kuda kepangnya dibawa langsung dari banyuwangi, sedangkan pentas dan topengnya dibuat sendiri di sela-sela waktu bekerjanya.
Duta Besar, Herman Prayitno memberikan respon positif dengan adanya kegiatan ini dan berpesan
"Hal berkaitan dengan pelaksanan seni budaya yang dilakukan oleh WNI di Malaysia, sebelum diadakan haruslah terlebih dahulu dikomunikasikan dengan pejabat-pejabat terkait dan tokoh masyarakat setempat."
Hal tersebut senada mendapat tanggapan dan respon positif juga dari Ahli Parlimen Meru, Dr Abdul Rani Osman,
"Saya menyambut baik usaha-usaha yang telah dilakukan, semoga hubungan dua hala Indonesia-Malaysia tetap membaik. Baik diperingkat akar umbi dan di tingkat pemerintah."
Lailatu Fitriyah, Antara Melestarikan dan Mempromosikan