Hari Pahlawan adalah sebuah pertempuran yang hebat di Surabaya antara arek-arek Suroboyo melawan tentara NICA yang di boncengi Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali.
Peristiwa tersebut identik dengan pengrobekan tentara triwarna Belanda menjadi Merah Putih serta juga identik dengan pidato Bung Tomo yang berapi-rapi dalam mengobarkan semangat juang rakyat Indonesia melawan kolonial Belanda.
Sudah 62 tahun setiap 10 November kita memperingati Hari Pahlawan, tepatnya sejak tahun 1950. Mengapa Bung Karno memilih hari itu sebagai simbol kepahlawan yang harus di peringati setiap tahun ? Bung karno sengaja memanfaatkan peristiwa tersebut untuk melegitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan, sehingga nilai kepahlawanan tersebut tersemat dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda I dan II.
Namun lain halnya bagi para TKI yang katanya di berikan gelar "Pahlawan Devisa", hari Pahlawan di peringati sebagai hari biasa yang sama seperti hari lainnya. Hari Pahlawan adalah di peringati dengan bekerja di berbagai sector di berbagai Negara tujuan TKI.
Hari Pahlawannya Seorang Pahlawan Devisa
Apabila di Indonesia Hari Pahlawan di peringati dengan berbagai kegiatan baik formal dan informal, Mulai dari upacara bendera hingga di adakan berbagai seminar-seminar yang bertemakan kepahlawanan.
Namun tidak bagi para Pahlawan Devisa di berbagai Negara tujuan TKI, Hari Pahlawan adalah hari bekerja dan bekerja. Yang bekerja sebagai Pembantu rumah Tangga, hari pahlawannya adalah memasak, mengepel dan melayani anak-anak sang majikan.
Lain pula yang bekerja di sektor konstruksi/bangunan, hari pahlawannya adalah bergelumang pasir dan semen bermandikan keringat yang mengalir tak henti-hentinya. Sedangkan yang bekerja di sektor perladangan, hari pahlawannya adalah memetik kelapa sawit kemudian mengangkutnya ke truk-truk pabrik minyak masak yang berderet antri menunggu di penuhinya.
Terkadang sempat terfikir, TKI sebagai Pahlawan Devisa ibarat pahlawan tanpa tanda jasa yang hanya memenuhi pundi-pundi devisa no 2 negara setelah minyak dan Gas. TKI hanya sebagai pelarian pemerintah dalam ketidakmampuannya menyediakan lapangan kerja yang layak bagi rakyatnya.
Harapan Para Pahlawan Devisa
Bertepatan dengan Hari Pahlawan ini, para pahlawan devisa tentunya mempunyai harapan-harapan yang mampu di realisasikan.
TKI berharap akan mendapat pelayanan yang sama sebagai warga Negara Indonesia tanpa diskriminasi baik mulai dari pemberangkatan , penempatan sehingga pemulangan.
Hentikan pungutan-pungutan liar di yang dilakukan sejumlah oknum sewaktu pemberangkatan dan kepulangan TKI ke Indonesia. Oknum-oknum tersebut masih menganggap TKI sebagai lahan empuk yang senantiasa dip eras dan di akali.
Pemerintah diharapkan juga merevisi atau setidaknya meninjau kembali program-program TKI pra pemberangkatan/penempatan, Khusunya dalam sektor pembantu rumah tangga. Sehingga masalah dan kasus di sektor tersebut dapat di minimalkan.