Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahid, Orang Indonesia Terasing di Luar Negeri

5 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 5 Juni 2020   17:45 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya, paspor mereka dicabut oleh pemerintah Orba, secara otomatis tidak mempunyai kewarganegaraan (stateless). Kemudian akses mereka ke instansi yang mengirim diputus. Sehingga mereka terdampar tanpa kewarganegaraan, di negara tempat mereka belajar.

Di samping paspor mereka otomatis dicabut oleh kedutaan Indonesia setempat, mereka memilih tidak pulang ke tanah air. Karena tahu, mereka pasti akan dipenjara, disiksa atau bahkan dibunuh oleh rezim saat itu.

Mereka semua ini disebut "Eksil", orang indonesia yang terasing jauh di luar negeri, karena situasi politik berbeda. Para eksil ini bukan hanya mahasiswa (Mahid) saja, ada juga dari kalangan seniman, diplomat, bahkan ada dari militer yang sedang tugas ke luar negeri kala itu.

Sepanjang rezim Orde Baru, mereka terlantar dan terasing di luar negeri. Ada yang sudah menikah dengan orang lokal di mana ia tinggal. Namun ada yang tetap konsisten dengan keyakinannya, sepertimana tokoh Jaya dalam film "Surat dari Praha".

Namun dalam masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember 1999. Beliau mengundang para Eksil, agar pulang kembali ke Indonesia. Serta akan memulihkan hak-haknya sebagai warganegara Indonesia.

Saya cukup terenyuh, pada sebuah babak dalam film "Surat dari Praha". Dimana dalam sebuah acara pertemuan bulanan sesama para Eksil yang sudah tua renta, mereka menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka" dengan penuh penghayatan sekali.

...
"Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun