Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Lockdown bagi WNI di Malaysia, Apa Langkah Kita?

29 Maret 2020   14:18 Diperbarui: 29 Maret 2020   14:58 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disebabkan penyebaran pandemi virus Corona yang semakin meningkat, beberapa negara memutuskan lockdown, termasuk di dalamnya adalah Malaysia. Di Malaysia lebih dikenali dengan PKP Covid-19, Perintah Kawalan Pergerakan, untuk mengawal penyebaran virus ini.

PKP Covid-19 ini dilakukan mulai 18 Maret sampai 31 Maret mendatang. Otoritas perintah kawalan ini terus dikendalikan oleh pemerintah pusat Malaysia. Mereka mengawal dan mengunci akses keluar-masuk antar kota dan negeri/provinsi, untuk mengurangi penyebaran virus Corona semakin meluas.

Disebabkan penyebaran virus Corona semakin membimbangkan di Malaysia, pemerintah pusat menambahkan 14 hari lagi untuk PKP Covid-19 ini. Fase kedua ini akan bermula dari 1 - 14 April 2020 depan.

Untuk mengantisipasi kesulitan dan berbagai masalah terutama dalam aspek ekonomi, pemerintah Malaysia memberikan skim atau tunjangan sebesar RM600. Simpanan KWSP dapat dicairkan dalam masa 2 tahun, dan penundaan angsuran finansial perbankan.

Tapi bagaimana pula dengan warganega asing yang berada di Malaysia, terkait dampak PKP Covid-19 ini? Sedangkan Warganegara Indonesia (WNI) merupakan warganegara asing terbanyak di Malaysia.

WNI di Malaysia bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan. Pertama Ekspatriat, kedua adalah mahasiswa, dan Buruh Migran Indonesia (BMI). BMI inilah golongan mayoritas warganegara Indonesia di Malaysia. BMI inilah yang paling dominan, terkena dampak PKP Covid-19 ini.

Karena mereka juga tidak boleh kemana-mana dan tetap tinggal di penempatannya. Terputus mata pencahariannya, sedangkan mereka umumnya adalah tulang punggung ekonomi keluarga di Indonesia.

Sehingga setiap mendapat gaji, mereka akan mengirimkan terus kepada keluarga di Indonesia. Hanya menyisakan sedikit untuk keperluan singkat, seperti bayar rumah dan bahan makanan seperlunya. Lantas, bagaimana dengan keadaan mereka sekarang, yang tidak dapat melakukan aktivitas dalam masa sebulan ini?

Seperti mana yang dialami oleh Agus, seorang kepala rumah kongsi/bedeng di proyek MST Dengkil,

"Sejak adanya lockdown ini, truck keliling tempat belanja kami, sudah tidak datang lagi ke tempat ini."

"Sedangkan untuk keluar saja, kami takut kena tangkap Bang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun