[caption id="attachment_124344" align="aligncenter" width="404" caption="Merayakan merdeka dalam bulan yang sama (dok.pribadi)"][/caption] Di dalam setiap bulan Agustus, ada dua negara bertetangga yang sama-sama merayakan hari kemerdekaanya. Yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Malaysia yang batasnya di tentukan oleh lautan di sepanjang selat Melaka serta laut China Selatan dan dipisahkan daratan di sepanjang pulau Kalimantan. Apabila Indonesia menyatakan kemerdekaanya dari penjajah Belanda pada tahun 17 Agustus 1945, Dengan di bacakanya Proklamasi pada gari Jum'at pukul 10.00 pagi oleh Proklamator kita yaitu Ir.Soekarno dan Drs Moh Hatta. Dan secara kebetulan pada waktu itu adalah bulan Ramadhan yang juga di rayakan dalam bulan yang sama pada saat ini. [caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Pembacaan teks Proklamasi ( by yahoo)"][/caption] Sedangkan Malaysia sendiri mendapatkan kemerdekaanya dari Inggris yang juga nmerupakan sekutu Belanda pada tanggal 31 Agustus 1957. Tuanku Abdurrahman yang merupakan Bapak Kemerdekaan telah mengadakan beberapa rundingan dan diplomasi dengan Pemerintah Inggris. Maka dengan berat hati Pemerintah Inggris terpaksa merelakan Malaya untuk merdeka. [caption id="" align="aligncenter" width="362" caption="Tuanku Abdur Rahman mengisytiharkan kemerdekaan Malaysia ( by yahoo)"][/caption] Kemudian pada tanggal 31 Agustus 1957 tepat pukul 00.00 bendera Union Jack di turunkan di Padang Klub Selangor Kuala Lumpur (Dataran Merdeka). Penurunan Bendera Inggris tersebut Menandakan Berakhirnya penjajahan Inggris di Tanah Malaya. Di lanjutkan pada pukul 8.00 pagi di Stadium Merdeka yang baru di resmikan Tuanku Abdur Rahman menyatakan kemerdekaan Malaya dengan membacakan teks Pemasyuran Kemerdekaan ( Proklamasinya Malaysia). Baru pada tanggal 16 September 1963 Malaya berubah menjadi Malaysia setelah Singapura, Sabah dan Serawak bergabung dengan tanah semenanjung. Namun Singapura menarik diri dari Malaysia pada pada tahun 1965 atas sebab politik yaitu perseteruan antara Tuanku Abdur Rahman dengan Lee Kuan Yew. Sebagai dua negara Muslim, perayaan sambutan kemerdekaan pada tahun ini sangat bermakna sekali. Yang mana sambutan kemerdekaan di Indonesia pada tanggal 17 Agustus bersamaan dengan peringatan Nuzulul Qur'an, sedangkan sambutan perayaan kemerdekaan Malaysia 31 Agustus kemungkinan bersamaan dengan hari kemenangan umat Islam yaitu hari raya Idul Fitri Merayakan Merdeka Bersama Sebelum ini telah dilakukan suatu program bersama Antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia melalui Departemen dan instansi terkait. Di antara program tersebut adalah :
- Siaran Ke udara Bersama
Kalau dulu ada program Titian Muhibbah antara Radio Republik Indonesia (RRI) dengan Radio Televisi Malaysia (RTM). Begitu juga di TVRI juga di siarkan secara langsung. Program itu berisi segmen Berbalas pantun, pertunjukan kesenian tradisionalnya maupun bernyanyi secara bergantian yang di sampaikan artis kedua Negara tersebut. Tapi sayang, Siaran ke udara bersama antara stasiun radio dan Televisi di kedua negara tersebut pada saat ini telah di hentikan
- Mengadakan konsert Merdeka bersama
Kalau sebelumnya ada kerjasama di antara stasiun-stasiun TV di Indonesia di antaranya Indosiar dan RCTI dengan stasiun-stasiun TV di Malaysia yaitu TV3 dan Astro Ria Untuk mengadakan Konsert Merdeka bersama. Di dalam konsert tersebut para artis -artis kedua Negara menyanyikan lagu terbarunya. Dan yang uniknya konsert tersebut di laksanakan di Negara masing-masing, Tapi di siarkan secara langsung secara bergantian di stasiun masing-masing. Dan setiap selesai satu lagu di nyanyikan, di selitkan satu segmen wawancara dengan warga Indonesia yang berada di Malaysia. Begitu juga sebaliknya wawancara dengan Warga Malaysia yang berada di Indonesia. Tapi sayang program-program yang mempereratkan hubungan dua Negara bertetangga ini telah lama di tiadakan. Banyak manfaat yang di peroleh dari program ini, di samping mengurangkan serta meredakan ketegangan-ketegangan yang ada. Program ini sedikit banyak mengurangkan kesalah fahaman dan pertindihan informasi yang beredar di dalam kedua masyarakat. Kami harap kedua pemerintah yaitu Indonesia dan Malaysia kembali mengadakan program seperti itu kembali. Karena program seperti itu sampai ke akar masyarakat terpencil sehingga mampu mengukuhkan hubungan yang sememangnya akarab dan intim dari zaman-berzaman lagi. Dan semoga hubungan antara Indonesia-Malaysia tidak seperti ombak selat Melaka yang naik turun dan pasang surut di permainkan angin-angin nakal yang tidak suka melihat keakraban dua negara bertetangga ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H