Mohon tunggu...
Mahfud Nurcholis
Mahfud Nurcholis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK UNEJ

saya menulis anda membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kebakaran Gunung Bromo: Ancaman Ekonomi Regional dari Sektor Pariwisata

18 September 2023   19:54 Diperbarui: 18 September 2023   20:24 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, kawasan Bromo Tengger Semeru ditetapkan sebagai taman nasional melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.178/Menhut-II/2005 tanggal 29 Juni 2005. Kawasan itu punya ekosistem unik berupa kaldera di dalam kaldera berupa gunung berapi aktif. Yakni Kaldera Bromo yang berada di dalam Kaldera Gunung Tengger dengan laut pasir vulkanik di sekitarnya. Dengan ditetapkan sebagai taman nasional, TNBTS merupakan kawasan konservasi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Namun wisata bromo kini sedang menghadapi ancaman serius akibat kebakaran yang terjadi pada Rabu, 6 September 2023 lalu. Kebakaran disebabkan karena penggunaan flare oleh pengunjung saat sedang melakukan sesi pemotretan pranikah atau prewedding yang kemudian merembet dengan cepat ke bagian atas bukit sehingga menghanguskan vegetasi yang ada dalam kawasan wisata gunung bromo Kebakaran tersebut telah menghanguskan lebih dari 50 hektare lahan pada Blok Savana Lembah Watang atau yang dikenal juga dengan nama Bukit Teletubbies Kawasan Wisata Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur. Kebakaran di Gunung Bromo menyebabkan kerusakan yang signifikan pada hutan dan lahan di kawasan tersebut. Asap dan suhu yang tinggi juga berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, dan sektor ekonomi lainnya.

Kebakaran yang terjadi sangat merugikan dan berdampak terhadap berbagai subsesktor ekonomi yang ada wilayah sekitar, terlebih lagi ancaman terhadap ekonomi regional yang sangat mungkin terjadi. Pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak oleh kebakaran Bromo. Kebakaran di Gunung Bromo berdampak langsung terhadap sektor pariwisata, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi daerah tersebut. Dampak yang terlihat meliputi penurunan tingkat okupansi hotel di wilayah Gunung Bromo mengalami penurunan akibat peristiwa kebakaran. Menurut Menparekraf, okupansi hotel di Bromo mengalami penurunan dampak dari kebakaran. 

Krisis di balik destinasi wisata, kebakaran di Gunung Bromo menyebabkan krisis di balik destinasi wisata dengan penurunan okupansi hotel sekitar 80%. Penurunan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang menurut Laporan keuangan menunjukkan bahwa kebakaran ini berpotensi menurunkan PNBP dari sektor pariwisata. Dampak kebakaran terhadap sektor pariwisata di Gunung Bromo juga berdampak pada sektor pariwisata di Kabupaten Malang dan Probolinggo. Pelaku pariwisata di Bromo mengeluh banyak wisatawan yang membatalkan rencana, sehingga aktivitas ekonomi terancam lumpuh akibat kebakaran hutan.Penurunan jumlah wisatawan ke Gunung Bromo juga berdampak pada penurunan pendapatan pelaku usaha di sektor pariwisata di Kabupaten Probolinggo.

Selain sektor pariwisata, kebakaran di Gunung Bromo juga berdampak besar terhadap ekonomi kreatif di kawasan tersebut mulai dari. Penurunan pendapatan pelaku usaha, pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif, seperti pedagang suvenir dan jasa transportasi, mengalami penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah wisatawan yang datang ke Gunung Bromo. Kebakaran di Gunung Bromo juga turut menimbulkan dampak bagi masyarakat yang berada di sekitarnya, termasuk kesulitan bertani akibat terhalangnya asap.Dampak kebakaran terhadap sektor ekonomi kreatif di Gunung Bromo juga berdampak pada sektor ekonomi kreatif di sekitar wilayah terdampak.

Kebakaran di Gunung Bromo juga memiliki dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sumber daya alam, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ekonomi regional. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo menyebabkan kerusakan hutan dan lahan yang signifikan. Kerusakan ini dapat mempengaruhi ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di wilayah tersebut. Asap dari kebakaran di Gunung Bromo dapat menyebabkan penurunan kualitas udara, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan sektor ekonomi lainnya, seperti industri pertanian dan perikanan.

Kebakaran di Gunung Bromo juga berdampak pada sektor pertanian di wilayah sekitarnya. Beberapa dampak yang terjadi yaitu asap dan suhu yang tinggi akibat kebakaran dapat merusak tanaman di sekitar Gunung Bromo. Hal ini dapat mengurangi produksi pertanian dan berdampak pada pendapatan petani. Kebakaran di Gunung Bromo dapat menyebabkan krisis pangan di wilayah sekitarnya, terutama jika produksi pertanian menurun akibat kerusakan tanaman. Dalam menghadapi dampak kebakaran di Gunung Bromo, peran pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha sangat penting. Upaya pemulihan dan perlindungan terhadap lingkungan serta promosi destinasi wisata yang aman dan berkelanjutan dapat membantu memulihkan ekonomi regional.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa langkah untuk menanggulangi kebakaran di Gunung Bromo dan mencegah terjadinya karhutla di masa depan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo telah melakukan pendinginan menggunakan gepyok serta penyiraman menggunakan tangki air agar tidak timbul titik api yang baru di wilayah lautan pasir Gunung Bromo. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) juga telah melakukan pemadaman dengan menerjunkan sekitar 100 personel untuk menangani karhutla di kawasan Gunung Bromo tim gabungan dari BPBD, TNI, dan Polri juga diterjunkan untuk memadamkan api. Pemerintah juga akan melakukan perhitungan luas dengan penaksiran area kebakaran dengan menggunakan citra satelit, hal ini dilakukan untuk mengetahui luas area yang terkena dampak kebakaran dan menentukan langkah-langkah pemulihan yang tepat. Konsolidasi dan Koordinas juga penting untuk dilakukan sehingga seluruh pihak dapat bekerja sama untuk bersama-sama melakukan pemulihan di kawasan bromo pasca kebakaran.

Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kebakaran di Gunung Bromo dan mencegah terjadinya karhutla di masa depan menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekonomi regional Kabupaten Probolinggo dan Malang. Upaya pemulihan dan perlindungan terhadap lingkungan serta promosi destinasi wisata yang aman dan berkelanjutan dapat membantu memulihkan ekonomi regional dan menjaga kelestarian Gunung Bromo sebagai salah satu aset pariwisata Indonesia yang berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun