Seharusnya, jika sudah mendengar akan ada aksi jilid III, polisi segera mempersiapkan pasukan pengamanan, bukan membuat pernyataan yang menimbulkan kegaduhan masyarakat dengan menuding bahwa aksi tersebut berpotensi makar. Karena polisi adalah pelayan dan pengaman rakyat, bukan pengamat.
Oleh sebab itu, wajar saja jika Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukriato menasehati Tito Karnavian agar jangan seperti “Pengamat,” dengan menyebar wacana atau isu kepada masyarakat yang belum jelas buktinya.
Saya jadi merasa miris dan ironis. Hanya karena Ahok pemerintah jadi sensitif dan baperan. Belum juga demo, masyarakat sudah disuguhi isu bermacam-macam. Belum juga turun ke jalan, masyarakat sudah dicurigai ada oknum, ada kepentingan, ada pemecah belah NKRI, ada potensi makar dan lain sebagainya.
Masyarakat jangan dibuat penasaran hingga berujung kegaduhan. Jika memang benar ada aktor yang bermain, ungkap saja ke publik, sebagaimana keberanian dan kejantanan SBY menyatakan dengan tegas melalui konferensi pers, bahwa dirinya bukanlah aktor politik di balik demo umat Islam yang berlangsung hingga berjilid-jilid itu. Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini Pak Jokowi, harus belajar ke SBY bagaimana cara membendung kegaduhan ini dengan jantan dan tegas, agar tidak berlarut-larut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H